Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UNAIR Sukses Tampilkan Dramaturgi XVIII

Potret pementasan dramaturgi XVIII di Gedung Kesenian Cak Durasim. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (Basasindo) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menggelar pementasan Dramaturgi ke-XVIII. Dramaturgi merupakan mata kuliah bebas prodi Basasindo yang menghadirkan pementasan teater sebagai tugas akhir semester. 

Dalam sambutannya, Dekan FIB Prof Dr Purnawan Basundoro SS Mhum menyebutkan bahwa Surabaya telah berhasil terkenal dengan tanamnya. Lebih lanjut, ia berharap Surabaya juga akan terkenal sebagai kota budaya. Tandasnya, dengan mengeksistensikan nilai-nilai kebudayaan yang ada di dalamnya, termasuk seni teater. 

Pertunjukan ini mengadopsi naskah drama karya penulis ternama Indonesia Utuy Tatang Sontani yang berjudul Bunga Rumah Makan. Muhammad Jibril selaku sutradara menyebut bahwa pemilihan naskah ini bukanlah tanpa alasan. Melainkan karena kondisi-kondisi yang tampil dalam naskah masih relevan dengan kondisi saat ini. 

“Naskah ini mengusung tema eksistensi dan kehendak atas diri sendiri. Nilai ini sangat relevan dengan kehidupan sampai kapanpun, termasuk sekarang. Pemilihan karakter perempuan yang tidak merasa dirinya dijadikan objek masih banyak ditemui di sekarang ini. Di mana selayaknya manusia hidup sebagai subjek. Bahkan dari mereka banyak yang bangga dengan kondisi demikian demi eksistensi diri,” ujarnya. 

Pentas di Cak Durasim

Pementasan ini berakhir dengan meriah di Gedung Kesenian Cak Durasim. Gedung ini merupakan representasi gedung teater Jawa Timur. Berdasarkan hasil wawancara dengan sutradara, keberhasilan pementasan ini terlihat dengan penuhnya 400 kursi. Selain itu, penjualan tiket di atas jumlah kursi yang tersedia serta meriahnya tepuk tangan kepuasan dari penonton (20/6/2023).

“Saya sebelumnya tidak begitu berharap untuk penuh bahkan melampaui kursi yang tersedia. Terjual separuh sudah sangat luar biasa. Namun mungkin karena ini merupakan pementasan pertama setelah dua tahun gagal maksimal gara-gara pandemi. Banyak alumni, komunitas teater, dan seluruh penonton menantikan pertunjukan ini,” tuturnya. 

Selanjutnya, Jai sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa pemilihan naskah ini memiliki resiko yang sangat besar. Lebih lanjut, naskah itu merupakan naskah tua yang sudah sangat sering dipentaskan. Banyak ekspektasi dari pecinta teater untuk menemukan perbedaan yang lebih baik dari pementasan yang ada. 

Dinar Faradila selaku penonton teater dalam wawancara (19/6/2023) menyebutkan bahwa, pementasan ini luar biasa. Lebih lanjut, walaupun dari awal dalam sambutan bahwa yang bermain peran bukanlah pemain teater melainkan mahasiswa mata kuliah Dramaturgi. Namun menurutnya ini sungguh luar biasa. 

“Saya dari salah satu komunitas teater di Surabaya. Melihat pertunjukan ini menurut saya luar biasa hebat untuk mahasiswa yang barangkali beberapa dari mereka baru pertama kali melakukan pementasan. Teman-teman crew, baik artistik maupun yang lainnya sudah bertugas sedemikian rupa baiknya. Mungkin yang lain hanya tertuju pada aktor dan aktris yang ada di depan. Namun, kemeriahan Dramaturgi XVIII tidak terlepas dari upaya dari panitia di belakang layar secara totalitas,” ujarnya.

Penulis: Cahyaning Safitri

Editor: Nuri Hermawan

Baca Juga: Sebanyak 2.672 Camaba Lolos UNAIR Lewat Jalur SNBT 2023