UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menerjunkan 374 mahasiswa untuk melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) BBK (Belajar Bersama Komunitas). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menyambut mahasiswa UNAIR di Halaman Kantor Bupati pada Selasa (11/7/2023). Para Ksatria Airlangga itu akan tersebar di 3 kecamatan dan 29 kelurahan/desa. Yakni, di Kecamatan Kabat, Tegaldlimo, dan Gambiran.
Sekretaris Daerah Pemkab Banyuwangi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Drs Dwi Yanto yang mewakili bupati berpesan dua hal kepada mahasiswa. Pertama, ia berharap mahasiswa meninggalkan petilasan akademik. Kedua, ikut menggelorakan pengaplikasian pilot project nasional bidang pelayanan digital, yaitu Smart Kampung.
Petilasan Akademik
Drs Dwi menilai KKN model saat ini tentu sangat berbeda dibanding KKN terdahulu. Mahasiswa yang memiliki ketrampilan dan kompetensi akademik tentu jauh lebih punya potensi menyelesaikan problematika desa. Khususnya sesuai dengan konsentrasi keilmuan masing-masing.
“Sehingga bukan jamannya lagi KKN meninggalkan petilasan fisik. Tapi petilasan yang bersifat akademik sesuai keilmuan masing-masing,” ujarnya.
Drs Dwi mencontohkan mahasiswa dari program studi Kedokteran atau Kesehatan Masyarakat. Mahasiswa bisa membantu masyarakat dalam upaya mengurangi, bahkan menghapus stunting, di Kabupaten Banyuwangi. Termasuk bidang ekonomi dalam upaya mendorong UMKM desa bisa adaptif dan inovatif dengan kemajuan teknologi. Juga bidang akuntansi, dalam upaya melatih warga membuat manajemen keuangan dengan baik.
“Saat ini angka stunting Banyuwangi 3,63. Tahun 2024, Banyuwangi menarget zero stunting,” katanya.
Bidang perikanan dan pertanian, imbuh Drs Dwi, Banyuwangi memiliki banyak potensi. Mahasiswa bisa mendorong bagaimana membuat pertanian atau perikanan rumahan di pekarangan yang sempit. Itu tentu mampu mendorong perekonomian masyarakat di Banyuwangi.
Sejumlah mahasiswa berfoto bersama usai seremoni penyambutan di Halaman Kantor Bupati Banyuwangi, Selasa (11/7/2023). (Foto: Imam Ariadi)
Smart Kampung
Selain itu, saat ini Banyuwangi menjadi pilot project nasional terkait pelayanan publik secara digital. Drs Dwi mendorong mahasiswa KKN turut membantu dalam meningkatkan iklim sadar teknologi di desa. Bantu mereka menginstal aplikasi Smart Kampung.
“Umumnya program daerah lain adalah Smart City. Kota pintar. Kalo kami, kampung-kampung, desa-desa yang kami buat menjadi Smart,” tegasnya.
Kesadaran penggunaan internet dengan baik ini perlu terbangun. Mahasiswa bisa membantu menumbuhkan kesadaran tersebut di desa-desa. Supaya, pengurusan dan perijinan administrasi warga dapat terlaksana dengan cepat dan efektif.
“Mereka (warga, Red) tak perlu harus datang ke kota. Cukup melalui aplikasi,” tuturnya.
Kiri, Sekretaris Daerah Pemkab Banyuwangi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Drs Dwi Yanto menerima cenderamata dari Direktur SIKIA UNAIR di Banyuwangi Prof Dr Soetojo dr SpU (K) di Halaman Kantor Bupati Banyuwangi, Selasa (11/7/2023). (Foto: Imam Ariadi)
Membangun Desa
Sementara itu, Direktur SIKIA UNAIR di Banyuwangi Prof Dr Soetojo dr SpU (K) dalam sambutannya menyebut, 379 mahasiswa UNAIR akan melaksanakan KKN-BBK selama sebulan. Tepatnya pada Selasa (11/7/2023) hingga Jum’at (5/8/2023). Seluruhnya berasal dari multi-bidang ilmu, dari 17 fakultas.
Mereka akan terjun di 7 kelurahan/ desa di Kecamatan Kabar. Sebanyak 6 kelurahan/ desa Kecamatan Gambiran dan 8 kelurahan/ desa di Kecamatan Tegaldlimo (masing-masing 2 kelompok). Rata-rata setiap kelompok desa, terdapat 9-10 mahasiswa.
Prof Soetojo mengatakan, saat di lapangan, mahasiswa akan bertemu dengan beragam tipe masyarakat, bermacam-macam latar belakang pendidikannya. Itulah yang menjadi tantangan bagaimana program mahasiswa bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.
“Tentu, kalian harus berkomunikasi dengan baik. Tanpa itu, target dan tujuan kalian tidak bisa tercapai,” tegasnya.
Dalam KKN itu, sebut Prof Soetojo, mahasiswa akan melaksanakan setidaknya dua hal penting. Pertama, mahasiswa berupaya mengaplikasikan keilmuan dari proses belajar di kampus selama ini. Kedua, bersama dengan masyarakat, mahasiswa berusaha membangun masyarakat, membangun negeri, agar ke depan bisa menjadi lebih baik.
Penulis: Feri Fenoria