UNAIR NEWS – Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) gelar kegiatan SIKIA Writing Class. Acara itu berlangsung secara daring melalui zoom meeting pada Sabtu (15/7/2023). Kegiatan SIKIA Writing Class merupakan salah satu program kerja SIKIA Talent UNAIR Banyuwangi. Tujuan dari kegiatan itu untuk meningkatkan minat kepenulisan, pengetahuan, ketrampilan dan kuantitas, serta kualitas menulis artikel berita dan opini.
Dalam kesempatan itu, Prof Dr Soetojo dr SpU selaku Direktur SIKIA UNAIR menjelaskan bahwa kemampuan kepenulisan bagi mahasiswa merupakan hal yang sangat penting. Menurutnya, banyak mahasiswa molor menyelesaikan kuliah, bukan karena gagal menyelesaikan mata kuliah tetapi keterlambatan dalam menulis skripsi.
“Saya sangat mendukung kegiatan ini, karena bisa membantu mahasiswa meningkatkan motivasi dan kemampuan kepenulisan sehingga akan sangat membantu saat mengerjakan skripsi dan jurnal ilmiah,” ujar Prof Soetojo dalam sambutanya.
Media Sosial dan Media Massa
Sementara itu, Nuri Hermawan, SHum MHum selaku pemateri mengatakan, saat ini media massa dan media sosial telah mengalami pergeseran fungsi. Ia menegaskan, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat saat ini lebih memilih media sosial karena kecepatan informasi yang diperoleh.
“Saya yakin sekali, masyarakat saat ini lebih memilih media sosial sebagai sumber informasi. Tetapi, kredibilitas media sosial masih jauh di bawah media massa,” paparnya.
Usai menjelaskan tentang media social dan media massa, ia juga mengulas perihal kode etik jurnalistik. Menurutnya, menulis karya jurnalistik, ada beberapa kode etik yang harus diperhatikan.
Kode etik, lanjut Nuri, berguna untuk memastikan kelancaran proses pembuatan ataupun pencarian informasi karya jurnalistik. Tulisan harus faktual, independen, tidak trial by the press atau menekan, dan mempertimbangkan hati nurani.
“Saya selalu bilang ke junior saya, sebelum membuat karya harus mencari informasi sebanyak banyaknya tentang narasumber. Misal kalau mewawancarai korban bencana alam kan ga mungkin tanya bagaimana keadaanya,” paparnya.
Tidak hanya itu, dalam proses jurnalistik perlu sebuah kepastian informasi dan kematangan persiapan. Hal itu, jelasnya, merupakan aspek penting dalam proses pembuatan karya jurnalistik. Nuri juga menekankan, jangan sampai saat proses tersebut ada yang tertinggal karena akan memengaruhi hasil.
“Check dan Recheck sangat penting dalam proses pembuatan karya jurnalistik misalnya pada saat wawancara,” ujarnya.
Menulis Pekerjaan untuk Keabadian
Pada akhir, editor UNAIR NEWS itu juga berpesan bahwa menulis adalah pekerjaan untuk keabadian. Menurutnya, tulisan yang tercipta hari ini akan menjadi catatan penting dan berharga pada masa yang akan datang.
“Sekarang mungkin kalian belum merasakan feel yang istimewa dan dampak yang besar ketika menulis. Tetapi percayalah di masa depan kalian akan berbangga pernah mengabadikan pikiranmu dalam tulisan,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023)
Baca Juga: Direktur SIKIA Ikut Sambut Mahasiswa KKN BBK 2 UNAIR di Banyuwangi