Universitas Airlangga Official Website

Fotografi sebagai Media Pendidikan, Kolaborasi UNAIR dengan Prancis dan Jerman

Sesi konferensi pers oleh Rektor UNAIR, Prof Mohammad Nasih, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Mr Fabien Penone, serta Direktur Wisma Jerman, Mike Neuber. (sumber foto: Adil Salvino).

UNAIR NEWS – UNAIR berkolaborasi dengan Jerman dan Prancis sepakat untuk menggelar program pelatihan fotografi sebagai mendia pendidikan pada September mendatang. Rencana itu hadir saat konferensi pers pada Selasa (18/7/2023) bertempat di Balai Rua, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C. Berbagai media nasional pun turut meliput konferensi pers tersebut. 

Kolaborasi Tiga Negara

Dalam konferensi pers, dari UNAIR hadir Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CA selaku rektor UNAIR. Di sisi lain, dari Prancis hadir oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Mr Fabien Penone. Jerman sendiri diwakili oleh Direktur Wisma Jerman, Mike Neuber. 

“Program ini gagasan dari Wisma Jerman dan IFI Surabaya berkolaborasi dengan World University Association for Community Development (WUACD) dan FISIP UNAIR. Tema yang diusung yaitu Photography and New Media Education for Youth Empowerment 2023. Semoga pelaksanaan program ini berjalan lancar dan mampu mempererat kerja sama antara UNAIR dengan institusi pendidikan di Prancis maupun Jerman,” ujar Prof Nasih.

Prof Nasih juga menuturkan bahwa program pelatihan nantinya akan berlangsung pada 2-13 September. Setelah itu, akan ada international colloquium pada 14-15 September di mana UNAIR menjadi tuan rumah. Seminar global tersebut akan menghadirkan berbagai pembicara internasional yang memiliki fokus kajian pada bidang fotografi, visual arts, dan cultural studies

Teknologi dan Media

“Kita saat ini tinggal di era media dan digital di mana teknologi dan sarana berkomunikasi berkembang dengan pesat. Namun, revolusi tidak hanya terjadi di bidang teknologi, tetapi juga di bidang sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Tentunya perubahan ini juga berimbas pada generasi muda di Prancis maupun Indonesia,” terang Mr Fabien. 

Mr Fabien merasa perlu adanya dukungan kepada kaum muda untuk berkarya, khususnya di bidang fotografi. Oleh karena itu, pelatihan tentang fotografi menjadi solusi yang tepat untuk mengakomodasi kreativitas anak muda. 

“Program ini nantinya akan terbagi menjadi tiga fase, yaitu residensi di Bromo pada awal September, lalu berlanjut seminar, dan terakhir ada pameran. Foto-foto hasil karya mereka akan dipamerkan di Indonesia, Jerman, serta Prancis,” sambung Mr Fabien. 

Keberlanjutan di Masa Depan

“Karena melibatkan tiga negara, harapan dari proyek ini sanggup menarik dukungan dan perhatian banyak pihak. Alasan utama kami mengajak UNAIR sebagai mitra karena saya rasa UNAIR cocok untuk terlibat dalam sebuah proyek global,” tutur Mike. 

Selaras dengan Mr Fabien, Mike berpendapat bahwa era digital seperti sekarang memberikan tantangan tersendiri. Manusia tidak lagi berkomunikasi melalui verbal dan tulisan, tetapi juga melalui gambar. Oleh karena itu, fotografi menjadi media baru dalam berkomunikasi di era digital. 

“Kami memilih Bromo sebagai area residensi karena lokasi tersebut begitu luar biasa, baik alam maupun sosial masyarakatnya. Nanti setiap peserta bebas mau memotret apa pun, tidak cuma berpatok di gunung saja, tetapi bisa aspek sosial dan budayanya. Tidak menutup kemungkinan pemilihan Bromo sebagai objek residensi akan berimbas baik terhadap pariwisata ke depannya,” Pungkas Mike. 

Penulis: Adil Salvino Muslim

Editor: Nuri Hermawan