UNAIR NEWS – Perpustakaan Universitas Airlanga (UNAIR) menyelenggarakan podcast perdana pada Selasa (18/7/2023). Podcast itu mengangkat tajuk Yuk Bisa Yuk: Ingin Artikel Tembus di Jurnal-Jurnal Internasional, Siapa Takut? dalam siaran langsung melalui akun Youtube UNAIR Library.
Pembicara dalam acara tersebut ialah Prasetyo Adi, Pustakawan Ahli Madya Perpustakaan UNAIR. Ia menjadi salah satu pustakawan UNAIR yang telah berhasil menerbitkan banyak artikel di jurnal berskala nasional maupun internasional Scopus.
Adi menceritakan bahwa ia mulai menulis ketika Indonesia sedang ramai-ramainya pandemi. Keadaan tersebut mengharuskannya bekerja dari rumah dan sebagian pekerjaannya juga berkurang.
“Waktu pandemi, kegiatannya berkurang, kita semua harus di rumah. Akhirnya saya pikir-pikir kenapa saya ndak menulis saja,” ungkapnya.
Dari pemanfaatan waktu luang pandemi itulah ia berhasil menerbitkan artikel pertamanya dalam jurnal internasional Scopus tingkat Q2. Kemudian ketika pandemi usai, ia kembali termotivasi untuk menulis setelah beberapa waktu ia memilih vakum.

Cari Waktu dan Tentukan Target
Sebagai seorang pustakawan, tentu banyak tugas yang harus ia urus setiap harinya. Untuk menyiasatinya, ia akan membaca di sela waktu bekerja dan meneruskan tulisannya di rumah. Dengan metode ini, ia sukses menghasilkan karya hingga delapan tulisan dalam satu tahun.
“Kalau mau nulis nulis aja. Paling nggak kalau saya satu bulan itu menghasilkan satu paper. Ngga tahu nanti paper-nya submit ke Sinta, ke Scopus. Yang penting ada tulisan dulu. Tapi kalau nggak mari ya gapapa, separuh misalnya,” ujar Adi.
Healing Juga Penting
Healing menurutnya juga aspek yang penting guna menjaga pikiran tidak jenuh. Sebagai seorang penulis, akan ada waktu di mana ia mengalami kebuntuan untuk melanjutkan tulisannya. Dalam momen itu, ia akan berhenti menulis dan memlih untuk bersantai.
“Tapi kalau sudah mentok, sudah jangan maksa. Kalau sudah tidak ada ide, mandek dulu jalan-jalan refreshing,” lanjutnya.
Gali Topik Yang sedang Tren dan Unik
Adi kemudian melanjutkan bahwa penting bagi setiap penulis senantiasa menggali ide-ide unik yang membedakan dengan tulisan yang sudah ada. Dengan cara ini, jurnal tersebut dapat melihat bahwa benar tulisan yang penulis kirim adalah tulisan yang jurnal tersebut inginkan.
“Memang kalau ingin menulis kan paling nggak satu syaratnya baca. Biasanya saya membaca dulu paper-paper yang sedang tren saat ini itu apa. Kalau bisa yang jarang orang lain tulis, yang idenya unik,” imbuhnya.
Gunakan Metode Kolaborasi
Terakhir, Adi menyarankan untuk menggunakan metode kolaborasi bagi penulis pemula. Berbeda dengan jurnal nasional, akan lebih mudah jika pada masa awal menerbitkan di jurnal internasional menggandeng orang-orang yang telah memiliki nama di Scopus.
“Saya menawarkan paper saya, sudah jadi, tawarkan (pada orang yang memiliki nama di Scopus, red) untuk kolaborasi dengan saya,” pungkasnya. (*)
Penulis : Muhammad Badrul Anwar
Editor : Nuri Hermawan