Universitas Airlangga Official Website

Kenali Kekerasan Seksual pada Anak

Ilustrasi: Suara.com
Ilustrasi: Suara.com

UNAIR NEWS – Peringati hari anak nasional, Dokter UNAIR menggelar diskusi bertajuk “Fenomena Gunung Es, Kekerasan Seksual pada Remaja”. Kegiatan digelar pada Jumat (21/7/2023).

Pentingnya Edukasi

Permasalahan kekerasan seksual di Indonesia membutuhkan penanganan khusus. Ada 70% anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan baik dari luar dan dalam lingkungannya.

Hal ini perlu adanya penyelesaian yang panjang karena angka kekerasan seksual pada anak di Indonesia cukup besar. Salah satu usia yang rentan mengalami kekerasan yaitu pada usia di bawah 5 tahun.

“Kita harus menyelesaikan permasalahan ini agar tidak semakin berkepanjangan di masa mendatang karena dapat mengganggu keberlangsungan hidup dari sang anak,” tutur dr. Yunias Setiawati. 

Dr. Yunias Setiawati menjelaskan, ada 2 jenis kekerasan seksual pada anak yaitu secara langsung dan tak langsung. Catcalling termasuk salah satu yang kerap terjadi di kalangan anak dan remaja. Masyarakat kerap kali meremehkan catcalling, namun hal tersebut berdampak besar bagi korbannya.

“Salah satu bentuk catcalling yakni melalui sapaan dengan tujuan tertentu. Sapaan tersebut mengandung makna lain. Hal tersebut yang harus kita hindari,” ujarnya.

Fenomena Gunung Es

Semua orang rentan untuk mengalami kekerasan seksual baik perempuan dan laki-laki. Sebagian besar dari korban mengalami fenomena gunung es, mayoritas dari korban enggan untuk melapor dan speak up atas kekerasan yang mereka alami.

Hal itu menjadi bahaya karena anak-anak akan merasa terancam jika mereka melapor kepada pihak luar atas kekerasan yang mereka alami. Ini menjadi tugas kita untuk mengedukasi korban untuk tidak takut melapor.

“Hal ini perlu adanya penanganan pertama untuk para korban agar rasa trauma berangsur menghilang. Lakukan deteksi dini pada anak jika dirasa hal yang mengganjal selama berkegiatan sehari-hari,” tungkasnya.

Penulis: Satrio Dwi Naryo

Editor: Khefti Al Mawalia