Pencemaran lingkungan diikuti dengan kontaminasi pada rantai makanan telah menjadi masalah kesehatan global. Saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat dan urbanisasi sangat meningkatkan permintaan pangan dan akibatnya tingkat produksi tanaman pun juga meningkat. Untuk memenuhi permintaan tersebut, metode pertanian modern mengandalkan bahan kimia pertanian (nutrisi dan pestisida). Namun, perubahan iklim dan ancaman yang muncul seperti hama dan penyakit baru telah meningkatkan penggunaannya. Pestisida melalui dapat secara efektif melindungi produk pertanian dari hama dan mempertahankan kualitas produk yang tinggi.
Sebagian besar dari pestisida tidak dapat diserap sepenuhnya oleh tanaman dan diperkirakan bahwa dari 10 hingga 50% bahan kimia hilang melalui proses penyimpangan semprotan, penguapan, pencucian, pencucian dan drainase lateral. Proses penyemprotan tersebut secara langsung mentrasfer dan menumpuk pestisida ke dalam tanah dan Sebagian masuk kedalam tanah menjadi sumber air tanah, atmosfer, dan tanaman itu sendiri.
Sayangnya, residu pestisida dan produk sampingannya berpotensi menimbulkan risiko lingkungan dan kesehatan. Mereka memiliki efek kesehatan kronis dan akut yang mengganggu kinerja enzim, sistem sinyal, mitokondria dan membran sel, keseimbangan elektrolitik atau osmotik, menghasilkan radikal bebas, dan bereaksi dengan DNA, menginduksi kanker dan gangguan neurologis, imunologi, dan reproduksi. Mereka juga mempengaruhi kualitas tanah dan hasil panen karena perubahan sifat kimia dan biologi. Keanekaragaman hayati, aktivitas enzimatik, dan degradasi bahan organik tanah biasanya dipengaruhi oleh bahan kimia. Oleh sebab itu, diperlukan studi lanjut untuk mengukur konsentrasi dari residu pestisida pada tanah pertanian dan menghitung risiko kesehatan non-diet pada orang dewasa melalui konsumsi, inhalasi, dan kontak kulit.
Pengambilan sampel dilakukan dari provinsi Golestan, utara Iran. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman 0 sampai 20 cm. Sebanyak 145 sampel tanah, yang terdiri lebih dari 1 kg untuk setiap lokasi, diambil secara acak dari area pertanian melalui sendok stainless steel yang dibungkus dengan aluminium foil, kemudian ditempatkan dalam kantong polietilen dan disimpan di tempat gelap dan sejuk serta dibawa ke laboratorium. Sampel didaftarkan pada Global Positioning System (GPS) dengan mencatat lokasi pengambilan sampel dan deskripsi lokasi. Sampel tanah dikeringkan pada suhu kamar di sekitar udara, kemudian dihomogenkan dan diayak dengan mesh berukuran 2 mm. Asupan harian kronis (rata-rata) (mg/kg-hari) dari konsumsi, inhalasi, dan jalur kontak kulit dihitung menggunakan persamaan.
Urutan peringkat pestisida dalam tanah berdasarkan konsentrasinya adalah malathion (0,082 mg kg−1) > siprokonazol (0,019 mg kg−1) > propargit (0,018 mg kg−1) > butaklor (0,016 mg kg−1) > klorpirifos ( 0,0067 mg kg−1) > diazinon (0,0014 mg kg−1) > imida cloprid (0,00071 mg kg−1). Konsentrasi residu pestisida berbeda di antara investigasi yang dilakukan. Menurut hasil, semua pestisida telah diidentifikasi di tanah dari wilayah Gorgan di Iran, sehingga rata-rata konsentrasi tertinggi dan terendah dari pestisida yang diperoleh terkait dengan malathion yaitu 0,082 ± 0,014 mg kg−1 dan imidacloprid yaitu 0,00071 ± 0,0001 mg kg−1.
Risiko kesehatan bagi orang dewasa dan remaja, dalam hal risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik akibat paparan tanah yang terkontaminasi pestisida dengan urutan peringkat pestisida dalam tanah berdasarkan HI pada orang dewasa adalah chlorpyrifos (4.87E–04)> malathion (2.97E–04) > diazinon (1.42E–04) > cyproconazole (1.42E–04) > butachlor (5.77E– 05) > propargit (3.30E–05) > imidacloprid (8.58E–07) dan untuk remaja, klorpirifos (1.49E–03) > malathion (9.04E–04) > diazinon (4.32E–04) > siprokonazol (4.31E –04) > butaklor (1.76E–04) > propargit (1.01E–04) > imidacloprid (2.62E–06). Sedangkan nilai HI yang diperoleh dari paparan pestisida dalam tanah pada orang dewasa dan remaja masing-masing adalah 0,0012 dan 0,0035. Berdasarkan temuan, klorpirifos dan malathion memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan pestisida lainnya. Juga, menurut data, nilai HI yang diperoleh dari studi saat ini untuk orang dewasa dan remaja lebih rendah dari nilai ambang batas yang direkomendasikan 1; Oleh karena itu, orang yang terpapar pestisida melalui tanah aman dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Penulis: Trias Mahmudiono, SKM., MPH., GCAS., Ph.D
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di: Mahdavi, V., Solhi Heris, M. E., Mehri, F., Atamaleki, A., Moridi Farimani, M., Mahmudiono, T., & Fakhri, Y. (2023). Concentration and non-dietary human health risk assessment of pesticide residues in soil of farms in Golestan province, Iran. International journal of environmental health research, 1–11. Advance online publication. https://doi.org/10.1080/09603123.2023.2194611