UNAIR NEWS – Tim peneliti program Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengadakan acara pengenalan produk hasil penelitian yang berupa ”Ekstrak Meniran untuk Implementasi Pemberantasan Enterotoksin Escherichia Coli Resisten Antibiotik.” Produk tersebut oleh Tim CPPBT UNAIR diberi nama ”Bio Imuno Formula”.
Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu 16 September 2017 di Fave Hotel Tuban, itu merupakan bagian dari program: Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) Universitas Airlangga.
Hadir dalam acara tersebut para peternak kemitraan dan beberapa pengusaha peternakan se-Jawa Timur. Panitia sebenarnya hanya mengundang 30 peternak/pengusaha, tapi yang hadir lebih dari 50 orang. Mereka sangat antusias mendengarkan paparan tim peneliti peneliti CPPBT UNAIR sebagai narasumber. Tim peneliti tersebut diketuai Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., dengan anggota Emy Koestanti Sabdoningrum, Drh.M.Kes dan Retno Sri Wahjuni, Drh., MS.
Antusiasme peserta itu karena tidak lepas dari topik kajian yang menarik. Apalagi pemerintah akan memberlakukan pelarangan penggunaan antibiotik pada usaha budidaya peternakan. Sehingga peternak mulai mencari produk-produk pengganti antibiotik untuk usaha peternakannya.

Selain itu dalam kegiatan ini Tim CPPBT juga melibatkan mahasiswa S1 FKH UNAIR dan mahasiswa S2 Agribisnis Veteriner. Kemudian juga menghadirkan narasumber Guru Besar FKH UNAIR Prof. Sri Agus Sujarwo, Ph.D., yang memberikan pemaparan tentang ”Resisten Kuman sebagai Dampak Penggunaan Antibiotik yang Irasional”. Kemudian Dr. Rochmah Kurnijasanti, drh., M.Si memaparkan tentang “Ekstrak Meniran”.
Setelah pemaparan hasil kajian, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Kemudian Tim CPPBT UNAIR memberikan contoh Produk “Bio Imuno Formula” kepada peserta yang hadir. Karena Tim CPPBT hanya menyediakan 30 pack produk, maka peserta yang belum mendapatkan, produk akan dikirim ke peserta atau bisa diambil di FKH UNAIR.
Dijelaskan oleh Ketua Tim Peneliti CPPBT UNAIR, Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., bahwa produk ekstrak meniran ini sangat diperlukan karena belum optimalnya bahan kimia di pasaran sebagai antimikroba untuk pemberantasan atau terapi enterotoksin Escherichia coli resisten antibiotik. Bahan kimia sebagai antibiotik penyakit diare yang disebabkan enterotoksin Escherichia coli banyak menimbulkan efek samping berupa resistensi atau tubuh menjadi kebal terhadap antibiotic, sehingga sulit untuk diterapi.
Kemampuan ekstrak tanaman meniran dalam membunuh bakteri itu, kata Dr. Sri Hidanah, karena kandungan zat aktif antibakteri dalam ekstrak tanaman meniran. Antara lain tanin, saponin, dan alkaloid. Kemudian flavonoid berfungsi sebagai imunnomodulator yang berperan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu.
”Flavanoid itu bersifat menghambat perkembangan bakteri dengan bertindak sebagai inhibitor enzim dengan cara menghambat produksi energi dan asam nukleat atau protein,” tambah Sri Hidanah.
Sedangkan senyawa tanin memiliki mekanisme kerja menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri secara bereaksi dengan sel membran serta destruksi atau inaktivasi fungsi dari materi genetik, bersifat toksik dan sifat astrigensianya berkerja terhadap membran sel bakteri, yaitu dengan cara menginhibisi enzim tertentu.

Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri, jadi dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis. Sedangkan alkaloid bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri gram negatif dan gram positif.
”Alkaloid ini bekerja sebagai antibakteri dengan cara merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut,” tambahnya.
Kelebihan produk ekstrak meniran adalah tidak menimbulkan resistensi aman, efektif, serta lebih murah dibandingkan dengan produk kimia untuk terapi antimikroba enterotoksin Escherichia coli resisten antibiotik. Produk ekstrak meniran ini dosis 30% selama lima hari per-oral efektif sebagai antibakteri dan imunomodulator terhadap enterotoksin Escherichia coli resisten antibiotik pada ayam broiler. (*)
Editor: Bambang Bes