Sebanyak 5 karya dan 5 dosen lintas prodi dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) menjadi delegasi pada acara International Conference on Academia-Community Engagement 2023 (InACE) tanggal 29-30 Agustus 2023, di Hotel Pullman, Bangsar, Kuala Lumpur, Malaysia. Dihadiri oleh ratusan akademisi, InACE merupakan konferensi yang diorganisasi oleh Universiti Malaya bersama dengan Universitas Airlangga sebagai host, bertujuan untuk mendiseminasikan dan berbagi informasi proyek-proyek yang dikerjakan oleh akademisi untuk masyarakat. Pembukaan InACE 2023 dihadiri oleh Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CA, Wakil Rektor bidang riset, inovasi dan pengabdian masyarakat Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M. Si., perwakilan Pendidikan tinggi Malaysia, dan juga perwakilan dari Universiti Malaya.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Retna Apsari, yang juga sebagai wakil dekan 3 FTMM, hadir memberikan presentasi secara oral pada simposium cluster ICT & Technology. Sedangkan 4 dosen lain, Gunawan Setia Prihandana, Yoga Uta Nugraha, Prisma Megantoro, dan Rizki Putra Prastio mempresentasikan poster terkait penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakannya di kurun waktu 2021 – 2023. Konferensi yang digelar tersebut mempertemukan para akademisi dari berbagai institusi dan negara pada sesi networking yang menjadi kesempatan emas dalam menjalin jejaring dan kemungkinan kerja sama di skala global.
Prisma Megantoro, S. T., M. Eng., dosen Teknik Elektro mempresentasikan poster tentang teknologi yang mengukur kualitas udara dan potensi energi terbarukan berbasis IoT. Hasil pengukuran produk teknologi tersebut dapat diakses melalui aplikasi yang dikembangkan sendiri dengan timnya. Produk tersebut di pasang di Pulau Gili Iyang, Sumenep, Madura, sebanyak dua unit, di sisi timur dan barat dari pulau tersebut. Ia berharap dapat meningkatkan kolaborasi dengan institusi lain di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Acara ini memberikan kesempatan emas bagi saya dalam menjalin kerja sama antar institusi”, tutur Prisma Megantoro. Berlokasi pada pulau yang sama, Yoga Uta Nugraha yang juga dosen Teknik Elektro membagikan hasil kegiatannya yang memasang pengisi daya baterai berbasis tenaga surya untuk daerah wisata. Tidak hanya itu, Ia juga memberikan sepeda listrik untuk dimanfaatkan pada puskesmas pembantu setempat.
Disisi lain, Rizki Putra Prastio, S. Si., M. T., dosen Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan membuat poster tentang kegiatannya yang membangun pembangkit listrik tenaga surya 900 Wp dan mesin dispenser nutrisi hidroponik otomatis untuk petani hidroponik di Pasuruan. Listrik yang dihasilkan disalurkan ke seluruh lokasi kebun hidroponik milik anggota kelompok yang berjumlah 5 orang. Sehingga peralatan hidroponik yang digunakan oleh kelompok tersebut tidak lagi menggunakan listrik PLN.
Ia menyampaikan bahwa petani hidroponik kini tidak perlu lagi khawatir jika terjadi pemadaman listrik PLN karena listrik yang digunakan sekarang berasal dari panel surya. Tidak hanya itu, Rizki dan timnya berhasil menciptakan suatu perangkat yang dapat menambahkan nutrisi hidroponik secara otomatis. Alat ini memiliki sensor TDS (Total Dissolved Solids) yang mampu mengukur kadar nutrisi pada tangka air hidroponik. Jika nilainya lebih rendah dari yang seharusnya, maka alat akan secara otomatis menambahkan nutrisi hingga nilainya seperti yang diinginkan. Tanaman hidroponik membutuhkan nutrisi untuk tumbuh.
Oleh sebab itu, petani harus sering memantau kadarnya agar pertumbuhan optimal. Dengan adanya alat ini, petani akan jauh lebih mudah dalam mempertahankan kadar nutrisinya sehingga pertumbuhan tanaman akan tetap optimal. Terlebih lagi, petani tidak perlu khawatir tanamannya kekurangan nutrisi ketika ditinggal karena kesibukan lain atau bepergian. Alat tersebut akan menjaga nilai nutrisi tetap stabil. Kelima karya tersebut membuktikan bahwa FTMM sudah mengimplementasikan SDG’s poin 7 (Affordable and Clean Energy), 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) dan 13 (climate action),” tandas Wakil Dekan 3 FTMM di akhir wawancara.