Universitas Airlangga Official Website

BEM FKM Kenalkan Popular Scientific Article

Aisyah Putri Rahvy saat memberikan paparan melalui zoom meeting. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Dalam rangka  meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penulisan artikel populer ilmiah, BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga menggelar Webinar Pelatihan Kepenulisan 2023 dengan tajuk How to Write a Popular Scientific Article for Beginners pada Sabtu (2/9/2023). 

Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Narasumber  Aisyah Putri Rahvy, Alumni FKM UNAIR. Ia menuturkan popular science article merupakan interpretasi dari science yang intensinya untuk general audience

“Jadi bukan hanya orang-orang yang ada di suatu bidang. Popular science article menjadi suatu bentuk komunikasi science yang tujuannya adalah menyampaikan sebuah informasi dari riset”, tuturnya. 

 Popular Science Article Vs Scholarly Science Article 

  1. Broader scope and audience

Memiliki topik dan audience lebih luas, tidak spesifik seperti scholar science article. “Contoh popular science article di Indonesia adalah di conversation. Kita bisa milih tulisan mengenai kesehatan, bisnis, dan sebagainya. Dimana orang yang mengakses tersebut tidak mesti orang-orang yang berasal dari bidang tersebut. Sedangkan scholarly science article biasanya kita bisa akses di website kampus dalam bentuk jurnal dengan scope yang sangat spesifik. Biasanya pembacanya adalah orang-orang yang mempelajari bidang tersebut”, jelas Aisyah. 

  1. Published in magazines, newspapers, etc.

Popular science article biasanya diterbitkan di majalah, koran dan lain sebagainya. Namun juga ada orang-orang yang menulis popular science ini di website mereka sendiri seperti di wordpress, medium, dan lain sebagainya. Jadi media publishernya lebih luas dibandingkan scholarly science article yang di publish di scientific journals.

  1. Sometimes reviewed 

Popular science article biasanya telah melewati masa review, tergantung publishernya. “Biasanya setauku kalau di conversations, itu di review. Tapi jika temen-teman menulis di medium atau wordpress itu biasanya tidak direview,” tutur Alumni FKM UNAIR tersebut. 

Sedangkan scholarly science article pasti di review oleh expert di bidang yang sama dengan berbagai macam metode reviewnya. 

  1. Popular style of writing, does not require scientific terms

Popular science article menggunakan scientific terms yang sangat sedikit dari pada scholarly science article yang memuat full of scientific terms

Pada akhir, Aisyah menuturkan menulis popular science article itu menyenangkan, menambah insight dan pengetahuan baru.  “Selain hal tersebut kita juga perlu menguasai skill dan teknik terkait gaya penulisan, tata bahasa, bagaimana merangkum data dari scientific article menjadi data yang dapat mudah oleh pembaca pahami,” tutupnya. 

Penulis: Mentari

Editor: Nuri Hermawan

Baca Juga: Kolaborasi, BEM FKM Studi Banding ke BEM FTIRS ITS