UNAIR NEWS – Fakultas Ekonomi dan bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) menggelar Forum Akademik pada Rabu (6/9/2023). Kegiatan yang mengusung tema “Menuju Kemiskinan Ekstrem 2024” ini terselenggara di Aula Fadjar Notonegoro, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR.
Hj Ika Puspitasari SE, selaku Wali Kota Mojokerto turut hadir dalam gelaran itu. Memiliki jarak sekitar 30 menit dari Kota Surabaya, Ia kemudian mengungkapkan kondisi lingkungan yang ada di wilayah Kota Mojokerto.
“57 persen wilayah kota Mojokerto berdasarkan pola ruangnya berbentuk pemukiman. Mungkin persoalan sosial dan persoalan kesehatan itu muncul karena padatnya penduduk di wilayah Kota Mojokerto,” paparnya.
Berbicara tentang kemiskinan, ia juga menceritakan berbagai upaya yang ia lakukan untuk menindaklanjuti arahan dari Presiden. Pada tahun 2024 kemiskinan harus terhapus, tak terkecuali di kota Mojokerto. Oleh karena itu berbagai macam program ia rancang.
“Kita harus mengintegrasikan berbagai macam intervensi program. Tidak hanya di internal pemerintah daerah, tetapi dari lintas sektor, lintas instansi termasuk kita menggerakan masyarakat juga,” ucapnya.
Kondisi Saat Ini
Wali Kota Ika juga mengungkapkan bahwa beberapa sektor pendidikan, kesehatan, dan air bersih telah masyarakat di Mojokerto dapatkan. Hal ini turut didukung oleh keadaan yang ada di wilayah Kota Mojokerto.
“Untuk ketiga akses tersebut sudah didapatkan oleh masyarakat secara menyeluruh. Kami di wilayah kota Mojokerto semuanya terdiri atas kelurahan. Jadi, oleh karena itu semua aksesibilitas bisa didapatkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Menyandingkan dengan angka kemiskinan, menurutnya, angka kemiskinan di Kota Mojokerto sendiri bisa terbilang cukup rendah. “Jika berbanding dengan skala nasional dan Jawa Timur, angka kemiskinan di Mojokerto sudah termasuk rendah. Dari 5,98 persen penduduk miskin di Mojokerto, sekitar 1,1 persen adalah miskin ekstrem.” jelasnya.
Upaya
Wali Kota Ika selanjutnya menjelaskan beberapa strategi pendekatan yang ia lakukan untuk menyelesaikan kemiskinan di Mojokerto. Ia mengungkapkan terdapat tiga strategi. “Pertama, ialah pengurangan beban dan pengeluaran. Kedua, peningkatan pendapatan, dan ketiga dengan penurunan kantong kemiskinan. ” jelasnya.
Ika menambahkan bahwa dengan ketiga strategi tersebut bisa menyelesaikan masalah yang ada. “Dengan ketiga strategi tersebut, maka pemerintah dapat berkonsentrasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ekstrem, lalu yang tidak kategori ekstrem jangan sampai menjadi ekstrem,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Ika turut mengungkap beberapa upaya yang sudah dilakukan. “Di Kota Mojokerto biaya pendidikan itu sudah gratis. Mulai dari TK-SMP mereka mendapatkan berbagai macam bantuan seperti pakaian, peralatan sekolah hingga transportasi. Ini kami lakukan sebagai upaya untuk penanggulangan kemiskinan dengan mengurangi beban pengeluaran pada strategi pertama di bidang pendidikan,” paparnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, ada program dari PDAM untuk pemasangan saluran air gratis bagi warga yang tidak mampu. Dalam program-program ini strategi-strategi tersebut ia lakukan dengan melibatkan perangkat-perangkat daerah yang ada di wilayah kota Mojokerto. Hal itu dilakukan sebagai upaya bentuk penanggulangan kemiskinan.
Penulis: Tia Restutika
Editor: Nuri Hermawan
Baca Juga: FEB UNAIR Gelar Forum Akademik Penghapusan Kemiskinan Ekstrim 2024