Universitas Airlangga Official Website

Senyum untuk Cegah Depresi, Seri Webinar Kedua Fakultas Vokasi

Dr Rindayati S Kep Ns M Kep Menjelaskan Definisi Gangguan Bipolar (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Dr Rindayati S Kep Ns M Kep Menjelaskan Definisi Gangguan Bipolar (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Menindaklanjuti program Airlangga Global Engagement (AGE), Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR) adakan seri webinar pencegahan gangguan kesehatan mental, cegah depresi. Pada Minggu (24/9/2023) webinar yang bertajuk “Term of Reference Prevention of Mental Illness By Getting Use to Mindfulness” kembali diadakan untuk yang kedua kalinya. Kali ini membahas tema depresi. 

Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Vokasi, Dr Rindayati S Kep Ns M Kep memberikan beberapa penjelasan terkait depresi dan bipolar. Seperti definisi, gejala, cara penanganan, hingga cara pengukuran tingkat depresi. 

“Terima kasih atas undangannya dalam webinar kolaborasi ini, saya harap seluruh acara kolaborasi dapat berjalan dengan lancar dan sukses,” ungkapnya.

Mengenal Depresi

Depresi merupakan salah satu bentuk dari mental disorder yang paling umum terjadi. Depresi dapat menekan mood seseorang untuk melakukan sesuatu yang akan berdampak pada kehidupannya. Dan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. 

“Depresi ini merupakan perasaan sedih yang berkepanjangan. Yang ditandai dengan perubahan pola tidur, selera makan berubah, gangguan psikomotor, hingga keinginan untuk bunuh diri,” jelasnya.

Dr Rindayati memaparkan bahwa depresi dapat diakibatkan oleh faktor biologis seperti genetik dan perubahan pada struktur otak; faktor psikologi seperti life event dan hubungan interpersonal; dan konsumsi obat seperti corticosteroids. Untuk mengukur tingkat depresi seseorang, Ia menyarankan untuk menggunakan instrumen rating dari Hamilton. 

Selain itu, Ia memberikan penjelasan medical management bagi penderita depresi dengan psikofarmaka, psikoterapi, terapi psikososial. terapi psikoreligius, dan rehabilitasi. Sebagai keluarga, Dr Rindayati memberikan saran agar menjauhkan penderita depresi dari segala macam benda yang dapat membahayakan untuk mencegah tindakan bunuh diri. Juga dengan cara membantu penderita dalam memilih cara penyelesaian masalah yang dihadapi. 

“Kalau ada pasien yang ingin bunuh diri, diantisipasi dengan pengawasan terus-menerus. Jangan dibiarkan sendiri, ditemani dan diberikan aktivitas untuk mendistraksi pikiran bunuh dirinya,” tambahnya. 

Dr Rindayati S Kep Ns M Kep Menjelaskan Dampak Depresi (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Memahami Bipolar Disorder 

Bipolar disorder merupakan penyakit mental yang mengakibatkan mood swing yang ekstrim. Dari sangat senang menjadi sangat sedih dengan waktu yang singkat. Gangguan dapat terjadi mulai dari usia 20 tahun hingga 50 tahun yang terjadi secara tiba-tiba. Ketika terkena gangguan bipolar, gejala akan meningkat dengan waktu singkat, dan gangguan bipolar berlangsung lama. 

“Gangguan bipolar ini ada dua, mania dan depresi. Kalau mania, dia merasa sangat bahagia, energinya sangat tinggi, dan tidurnya sedikit. Kalau bipolar depresi, ini sebaliknya dimana kehilangan interest, susah tidur, dan sulit fokus,” jelasnya. 

Dr Rindayati juga turut menjelaskan bahwa depresi dan bipolar merupakan dua hal yang berbahaya, baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Dimana depresi dan gangguan bipolar yang berat dapat mengakibatkan kekerasan seperti penembakan yang tidak disadari oleh penderita. Ia juga menambahkan depresi ringan dapat berlanjut menjadi depresi berat. 

Ndak papa, senyum aja untuk treatment diri. Atau bisa rekreasi, melakukan hal yang menyenangkan untuk mendistraksi dan menghilangkan perasaan sedihnya,” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Naqsya Riwansia

Editor: Feri Fenoria