UNAIR NEWS – Surabaya merupakan salah satu kota pesisir yang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang begitu besar. Akan tetapi, pemanfaatan potensi tersebut belum berjalan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melihat kondisi tersebut, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas). Kegiatan tersebut bertajuk Pengenalan dan Pelatihan Diversifikasi Produk Hasil Perikanan kepada Istri Nelayan di Kenjeran dalam Rangka Memicu Peningkatan Ekonomi Masyarakat Nelayan. Pengmas berlangsung di kawasan Kenjeran, Surabaya, pada Kamis (7/9/2023).
Tujuan Pengmas
Ketua kegiatan pengmas, Dr Eng Patmawati SPi MSi mengatakan, pengmas ini menyasar kelompok istri nelayan di Kenjeran. Setidaknya terdapat dua tujuan dalam pengmas ini. Pertama, kegiatan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian istri nelayan di Kenjeran melalui pengenalan diversifikasi produk hasil perikanan. Kedua, kegiatan pengmas juga menjadi bentuk kontribusi FPK UNAIR dalam mewujudkan sustainable development goals (SDGs).
“Tujuannya pengmas ini ingin mengenalkan diversifikasi produk hasil perikanan pada kelompok istri nelayan untuk meningkatkan nilai ekonomi mereka. Selain itu, pengmas ini juga berkontribusi pada SDGs poin 1 no poverty, 2 zero hunger, 5 gender equality, 8 decent work and economic work, dan 14 life below water,” terangnya, Minggu (24/9/2023).
Rangkaian Kegiatan
Lebih lanjut Patma menuturkan, pengmas ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Antara lain adalah pemberian materi oleh Dr Eng Patmawati SPi Msi dan Dwitha Nirmala SPi MSi, sesi diskusi, serta analisis kegiatan dan pengembangan produk.
“Pengmas terdiri dari pemberian materi oleh saya dan Dwitha Nirmala, selaku dosen dari FPK UNAIR. Kemudian kami melakukan diskusi dalam rangka menganalisis kegiatan istri nelayan dan produk apa yang sudah mereka kembangkan selama ini,” ujarnya.
Kemudian, Patma menyampaikan bahwa masyarakat peserta pengmas menunjukkan antusiasme yang cukup tinggi. Mereka turut aktif ambil andil dalam sesi diskusi dan sharing. Para istri nelayan itu bahkan memberi saran berupa pendampingan lanjut pada masyarakat Kenjeran, khususnya dalam mendapatkan izin edar produk.
“Mereka memberikan saran secara langsung mengenai warga yang sudah dapat menjual produk ke pasar luar negeri. Mereka menyampaikan keinginan untuk mendapat pendampingan pengolahan produk pangan yang baik untuk mendapatkan izin edar untuk kegiatan yang akan datang,” imbuhnya soal antusiasme masyarakat.
Pendampingan itu penting untuk membantu masyarakat meningkatkan kualitas produk. Terlebih lagi, mayoritas masyarakat belum menerapkan standar sanitasi dan higiene yang baik dalam memproduksi hasil pangan. Selain itu, penggunaan bahan baku produksi sebagian besar juga belum memenuhi kaidah good manufacturing practices.
“Warga banyak belum menerapkan standar sanitasi dan higiene yang baik dalam produksinya. Bahan baku yang digunakan dalam produksi juga sebagian besar belum memenuhi kaidah good manufacturing practices,” tutur Patma.
Pada akhir, dosen teknologi hasil perikanan itu berharap, kegiatan pengmas ini dapat membantu para istri nelayan di Kenjeran dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
“Semoga warga istri nelayan di Kenjeran bisa lebih produktif dan membantu perekonomian keluarga,” tegasnya.
Penulis: Yulia Rohmawati
Editor: Binti Q. Masruroh