UNAIR NEWS – Gejala Computer Vision Syndrome (CVS) menjadi salah gangguan bagi penglihatan setiap orang saat menggunakan gawai. Dokter Rozalina Loebis SpM (K) turut menyorotinya saat mengisi acara Dokter UNAIR TV pada Jumat (13/10/2023).
Sorotan itu bertepatan dengan hari sebelumnya, Kamis (12/10/2023), merupakan Hari Penglihatan Sedunia. Dalam rangka itu, Dokter UNAIR TV mengadakan bincang edukasi dengan tajuk Jaga Kesehatan Mata dengan Mencegah Terjadinya Computer Vision Syndrome.
Dalam siaran langsung itu, dr Rozalina mengatakan jika CVS merupakan gangguan penglihatan akibat penggunaan perangkat berlayar yang berlebihan. Akan tetapi, tidak semua perangkat berlayar menyebabkan CVS. Sebut saja televisi yang menurut dr Rozalina lebih ramah terhadap CVS.
“Kalau laptop, komputer, kemudian handphone, tablet dapat menyebabkan computer vision syndrome. Kalau TV tidak, memang dengan jarak yang jauh itu membuat daya akomodasi tidak terlalu berlebihan,” terang dokter spesialis mata asal UNAIR itu.
Gejala CVS
Gejala awal CVS sebenarnya sering kali terjadi ketika seseorang tengah menggunakan gawai, tetapi banyak dari mereka yang mengabaikannya. Oleh karena itu, dr Rozalina kemudian merangkum tiga gejala awal seseorang terkena CVS yang terasa pada mata, penglihatan, dan juga gejala-gejala di luar keduanya.
“Kalau gejala di mata biasanya mata terasa lelah, terasa kering, kalau orang Jawa bilangnya sepet gitu ya kayak pengen merem. Kemudian kalau di penglihatan, bisa juga menimbulkan penglihatan yang kabur. Lalu ada juga gejala-gejala di luar mata, seperti sakit kepala, leher terasa sakit,” jelasnya.
“Yang namanya sindrom,” sambung dr Rozalina, “itu gejalanya berkumpul, ya. Artinya sindrom itu kumpulan gejala, jadi ada banyak gejala yang terjadi pada CVS ini yang meliputi tiga aspek tersebut.
Perbaiki Kebiasaan Buruk
Saat mengalami kelelahan mata atau gejala CVS lainnya, dr Rozalina tidak menyarankan untuk buru-buru menggunakan obat. Menurutnya, cara yang paling tepat ialah dengan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan ketika menggunakan perangkat-perangkat tersebut.
“Menghindari CVS ini misalnya kita atur jarak mata kita dengan screen. Kalau handphone sekitar 30 centi, kalau laptop sekitar 50 sampai 60 centi, komputer juga seperti itu,” kata dr Rozalina.
“Kemudian brightness-nya. Ternyata setelah penelitian, (layar gelap, Red) justru memperparah kerja mata sehingga brightness ini antara 40 sampai 60 persen mengikuti pencahayaan ruangan
Sebenarnya, World Health Organization (WHO) juga telah mengatur penggunaan sejumlah perangkat tersebut dengan istilah rules of twenty. Rules of twenty itu maksudnya ialah mengistirahatkan mata dari layar selama 20 detik setiap 20 menit saat menggunakan perangkat-perangkat itu.
“Istirahatnya bisa berupa memejamkan mata atau melihat jauh sejauh 20 feet, itu kurang lebih 6 meter. Jadi melemparkan pandangan ke arah jauh,” ujarnya.
Dengan mengubah kebiasaan buruk, dr Rozalina yakin jika pencegahan CVS akan lebih optimal. Hasilnya, kita tidak perlu melakukan upaya lanjutan seperti penggunaan obat tetes mata yang bisa saja membuat ketergantungan.
Penulis: Muhammad Badrul Anwar
Editor: Nuri Hermawan