UNAIR NEWS – Teater Gapus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) menyumbang pertunjukan musikalisasi puisi pada acara “Festival Seni Balai Pemuda” yang diselenggarakan oleh sanggar Merah Putih. Teater Gapus tampil pada sub-acara Malam Sastra yang dilaksanakan di pelataran Balai Pemuda, Surabaya pada Kamis lalu (12/10/2023).
Festival Seni Balai Pemuda ini merupakan acara tahunan yang rutin dilaksanakan. Festival tersebut dilaksanakan selama sepuluh hari, dengan berbagai rangkaian sub-acara. Festival tersebut dihiasi dengan penampilan seni; tari dan lukis, teater, hingga sastra.
Berkesempatan tampil pada malam sastra, Teater Gapus tidak hadir sendirian. Berbagai komunitas turut hadir dan menyuguhkan penampilan menyentuh pada malam itu. Beberapa komunitas terseut diantaranya yakni Rabu Sore, Mahasiswa Sastra Indonesia UINSA dan UNIPA, Teater Gapus FIB UNAIR, hingga Malam Puisi Sidoarjo.
Bawakan Puisi karya Aziz Manna dan Indra Tjahyadi
Pada malam puisi dan sastra kemarin, Teater gapus membawakan puisi karya F. Aziz Manna dan Indra Tjahyadi yang dibawakan dalam bentuk musikalisasi puisi. Kedua sastrawan Jawa Timur itu juga merupakan alumni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Baik Aziz Manna maupun Indra Tjahyadi, keduanya sama-sama aktif dalam berkarya sastra, mulai dari penulisan puisi hingga cerita pendek atau cerpen.
Pada penampilannya, Teater Gapus FIB membawakan puisi dengan judul “Piatu”, “Oncoran” karya F. Aziz Manna, dan “Hikayat Pejalan Malam” karya Indra Tjahyadi sebagai penutup. Tidak hanya sekedar pembacaan puisi yang diiringi oleh petikan gitar, penampilan Teater Gapus pada malam itu turut menyuguhkan penampilan teatrikal puisi.
Ditarik secara benang merah, dengan menampilkan tiga puisi karya sastrawan terkenal Jawa Timur tersebut turut menyampaikan pesan bermakna. Penampil berusaha menyampaikan pesan kepada para penikmatnya untuk dapat merefleksikan diri. Teatrikal puisi yang dibawakan merupakan penggambaran bagaimana sulitnya perjalanan dalam proses pencarian jati diri manusia.
“Perjalanan mencari jati diri memang tidak mudah, butuh keberanian untuk sampai pada kemenangan memahami diri sendiri,” jelas Navara Darisya, selaku penampil.
Penulis: SyifaEditor: Feri Fenoria