FKM UNAIR – Peningkatan prevalensi merokok pada usia dini membuat cita-cita Indonesia mewujudkan generasi emas akan terhambat. Kerjasama berbagai pihak diperlukan dalam mewujudkan kesehatan pemuda salah satunya dengan program kampus sehat. Tidak hanya wadah untuk mencari ilmu atau pendidikan saja, perguruan tinggi juga berperan dalam menciptakan kampus sehat. Program kampus sehat sudah diterapkan oleh Universitas Airlangga. Program tersebut meliputi implementasi komponen sehat melalui berbagai kegiatan kampus. Salah satu nya adalah zero tolerance dan larangan merokok di area kampus.
Konferensi pers yang diadakan oleh Center of Human and Development (CHED ITB-AD) pada Jumat (27/10/2023) mengangkat tema “Dukungan Kebijakan Kenaikan Harga Rokok dan Upaya Perlindungan terhadap Generasi Muda”. Konferensi ini melibatkan berbagai pihak, salah satunya FKM UNAIR.
Dekan FKM UNAIR, Prof. Dr. Santi Martini, dr., M. Kes., sebagai pemateri dalam konferensi pers menyatakan bahwasannya kampus berperan penting dalam mewujudkan masyarakat kampus yang sehat dan produktif sehingga dapat membantu masyarakat di sekelilingnya. Kampus sehat tidak hanya pendidikan saja tetapi juga penelitian yang hasilnya dapat diimplementasikan dalam program pengabdian masyarakat. Dengan adanya pengabdian masyarakat dapat berpengaruh pada masyarakat sehingga masyarakat melek terhadap masalah kesehatan.
Melalui Research Group Tobacco Control (RGTC), FKM UNAIR mendukung program pengendalian tembakau dengan mengacu pada pedoman WHO yakni MPOWER. Upaya pengendalian MPOWER tersebut, yaitu Monitor tobacco use and prevention policies, Protect people from tobacco smoke, Offer help to quit tobacco use, Warn about the dangers of tobacco, Enforce bans on tobacco advertising, promotion, and sponsorship dan Raise taxes on tobacco. Dengan mengkolaborasikan tridarma perguruan tinggi melalui pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, pengendalian tembakau menjadi salah satu fokus untuk menciptakan generasi emas Indonesia 2024.
Penulis: Sherly Nur