UNAIR NEWS – Komunitas By See The Sea Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) – Universitas Airlangga baru-baru ini mengadakan webinar dengan tajuk “Reduce your Plastic, Rescue Your Ocean.” Acara ini bertujuan untuk mengajak peserta dan masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap perlindungan laut yang indah dengan cara mengurangi penggunaan sampah plastik. Webinar ini berlangsung pada Minggu (29/10/23) melalui platform Zoom.
Pantai Bali dan Permasalahan Sampah Plastik
Webinar ini menghadirkan Ernita Ruth Amalia, seorang aktivis lingkungan, sebagai narasumber. Ia berbagi fakta mengejutkan tentang jumlah sampah plastik yang ditemukan di pantai-pantai di Bali.
“Meskipun beberapa pantai, seperti Canggu dan Uluwatu, cenderung bersih, musim hujan seringkali membawa banyak sampah plastik ke pantai. Hal ini menggambarkan betapa kompleksnya masalah sampah plastik di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Tips dan Solusi Praktis dalam Mengurangi Penggunaan Plastik Sehari-Hari
Selama webinar, Ernita Ruth Amalia juga memberikan tips praktis dan solusi untuk mengurangi penggunaan plastik sehari-hari. Misalnya, menghindari penggunaan plastik sekali pakai seperti tempat makanan plastik di restoran. Alih-alih, peserta diajak untuk membawa wadah makanan sendiri. Selain itu, berpartisipasi dalam kampanye menolak penggunaan plastik di segala aspek kehidupan sehari-hari juga dianggap lebih berdampak daripada mencari alternatif yang sulit.
Dampak Negatif Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Ernita ini juga membahas dampak negatif penggunaan plastik sekali pakai dan sulitnya proses penguraian plastik. Plastik sekali pakai tidak hanya berkontribusi pada penumpukan sampah, tetapi juga sulit terurai dan akan tetap ada dalam lingkungan untuk waktu yang lama.
Permasalahan pengelolaan sampah plastik di Bali menjadi kompleks dan melibatkan peran pemerintah dan perusahaan besar. Selain masyarakat, pemerintah perlu membuat regulasi yang mendukung keberlanjutan, sementara perusahaan-perusahaan perlu bertanggung jawab dalam mengubah produk mereka agar lebih ramah lingkungan. Edukasi juga menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.
Ia juga memperlihatkan perubahan besar dalam penggunaan plastik dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
“Kendala yang dihadapi oleh pedagang kaki lima, yang sering menggunakan plastik dalam kemasan produk mereka, juga menjadi perhatian. Alternatif yang lebih ramah lingkungan seringkali mahal, sehingga pedagang kaki lima memerlukan dukungan dan solusi praktis,” ujarnya.
Penulis: Rosali Elvira Nurdiansyarani
Editor: Feri Fenoria