Universitas Airlangga Official Website

BEM UNAIR Berikan Edukasi dan Keterampilan pada Warga Binaan Perempuan

Warga Binaan Mendapatkan Pelatihan Pembuatan Chunky Bag pada kegiatan HERSTEPS di Rumah Tahanan Negara Perempuan Kelas II A Surabaya pada Rabu (8/11/2023) (Sumber: BEM UNAIR).

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) menunjukkan kepedulian terhadap perempuan dengan menginisiasi kegiatan peningkatan keterampilan bertajuk “HERSTEPS”. Target dari kegiatan ini merupakan warga binaan perempuan yang berada di Rumah Tahanan Negara Perempuan Kelas II A Surabaya pada Rabu (8/11/2023).

Kementerian Kesetaraan Gender BEM UNAIR memberikan edukasi dan pembekalan keterampilan sebagai modal peluang kerja setelah pembebasan. Sebanyak 50 warga binaan perempuan turut aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Alfiana Salsabila, yang akrab dipanggil Salsa, memberikan fokusnya terhadap isu sosial yang beredar di masyarakat terhadap narapidana, khususnya perempuan. Ketua pelaksana HERSTEPS tersebut merasa bahwa hak dan kesetaraan gender harus lebih kuat, terutama menghapus stigma buruk pada narapidana setelah masa tahanan.

“Realitas sosial yang menggambarkan stigma negative, di mana hal tersebut berpotensi meminimalisasi ruang gerak perempuan untuk kembali berkarya dan pada akhirnya berbalik menjadi residivis,” jelas Salsa.

Peserta mendapat berbagai pelatihan menarik yang dapat menambah keterampilan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan setelah kembali ke masyarakat. Pemberian materi pertama yakni mengenai digital marketing, peserta dapat mengenal tren bisnis yang menjual di era yang serba digital saat ini.

Berlanjut dengan pelatihan pembuatan tas rajut chunky bag, Salsa mengatakan bahwa respon dari peserta melebihi ekspektasinya. Peserta dengan beragam usia dan kewarganegaraan itu sangat terlihat antusias dalam mempelajari hal-hal baru. Ia juga menambahkan bahwa peserta dan mahasiswa mulai menyatu pada sesi pembuatan tas kali ini.

Beyond my expectations, karena di awal pembukaan acara suasananya benar-benar seperti rutan yang menegangkan. Tetapi begitu sudah mulai di sesi pembuatan tas, kami benar-benar menyatu,” kata Salsa.

Menurut Salsa, hal yang membuat kegiatan berlangsung dengan ceria yakni keaktifan para peserta dalam mengikuti rangkaian acara. Peserta berlomba-lomba menghasilkan tas yang paling bagus, juga bersemangat menyampaikan kesan pesan agar mendapatkan bonus chunky yarn.

“Mereka memilih warna yang bagus dan beberapa dari mereka ingin memberikan hasil karyanya kepada sang anak. Ketika membuat tas, kami juga bertukar cerita dengan peserta,” ucap Salsa.

Sebagai penutup, terdapat sesi materi psikososial yang disampaikan oleh Dosen Psikologi Universitas Airlangga, Bani Bacan Hacantya Yudanagara SPsi MSi. Mengangkat topik “Appreciate Inquiry and Stress Management”, Ibu Bani mengajak para peserta untuk menuliskan refleksi diri hingga bertukar cerita dengan peserta lainnya.

Bani juga memperkenalkan butterfly hug sebagai bagian dari sesi hipnoterapi agar peserta dapat menenangkan ia sendiri. Sesi mengharukan ini berhasil membuat sejumlah peserta meneteskan air matanya.

Melalui kegiatan HERSTEPS, Salsa berharap agar peserta dapat merasa bebas mengekspresikan dirinya. Ia juga berharap masyarakat dapat berhenti memandang sebelah mata kepada para mantan narapidana baik laki-laki maupun perempuan.

Penulis: Resyifa Salma

Editor: Nuri Hermawan