UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga mengadakan Guest Lecture “Integrated Flood Risk Management pada Kamis (16/11/2023). Acara tersebut berlangsung secara daring melalui kanal Zoom Meeting Humas dan Informasi SPS.
Seminar itu mengusung tema “Integrated Flood Risk Management”. Pada kesempatan itu, Assoc Prof Dr Iftekhar Ahmed selaku Disaster Resilliance hadir sebagai pembicara. Dalam pemaparannya, ia mengatakan bahwa secara historis pengendalian banjir hanya berfokus pada solusi struktural tanpa memperhatikan aspek lain seperti sosial dan budaya.
“Manajemen risiko banjir terpadu adalah strategi yang lebih efektif, holistik, dan berwawasan ke depan dalam pengelolaan banjir. Pendekatan holistik itu berasal dari prinsip pengelolaan sumber daya air terpadu menekankan keterkaitan antara pembangunan sosial-ekonomi, kelestarian lingkungan dan manajemen risiko banjir,” ujarnya.
Pendekatan holistik, sambungnya, juga dapat membawa dampak positif bagi pembangunan sektoral. Salah satunya adalah dapat memberikan landasan bagi pengambilan keputusan banjir karena aspek-aspek pembangunan sektoral yang harus tertera untuk mengelola banjir secara berkelanjutan.
Manajemen Risiko Banjir
Lebih lanjut, Dr Iftekhar mengungkap pendekatan manajemen risiko banjir terpadu dapat terbagi menjadi lima cara. Cara tersebut meliputi pengurangan bahaya banjir, perlindungan banjir, pengaturan penggunaan lahan, meningkatkan kesiapan, dan mitigasi risiko sisa.
Kemudian, ia mengatakan bahwa pendekatan manajemen risiko banjir terpadu terkait dengan meningkatkan kesiapan adalah meningkatkan beberapa hal. Hal itu mengenai sistem peringatan dini, rencana evakuasi banjir, dan peta bahaya banjir.
“Cara lain yang dapat mengoptimalkan manajemen risiko banjir terpadu ialah dengan melakukan perlindungan banjir. Dalam hal ini, pemerintah harus melakukan langkah yang tepat seperti membangun tanggung atau penghalang banjir,” jelasnya.
Menurut Dr Iftekhar, terkait pencegahan risiko banjir dapat berhasil jika masyarakat turut ikut serta dengan melakukan beberapa cara. Masyarakat harus mempertimbangkan pelestarian lingkungan serta menyeimbangakan kebutuhan pembangunan dengan risiko banjir menuju pembangunan berkelanjutan.
“Seperti yang kita ketahui, banjir merupakan suatu musibah yang merugikan masyarakat. Maka dari itu, kita perlu mengadopsi prinsip-prinsip manajemen risiko guna meminimalkan hilangnya nyawa dan harta benda akibat banjir,” tuturnya.
Pada akhir acara, ia menjelaskan bahwa dalam perencanaan risiko manajemen risiko banjir terpadu melibatkan pemilihan dan penerapan strategi yang meliputi perpaduan yang seimbang antara metode struktural dan non-struktural. Selain itu, dengan melakukan analisis dampak lingkungan dapat membantu menentukan tingkat bahaya tindakan struktural terhadap keanekaragaman hayati.
“Saya dapat pastikan bahwa perencanaan pendekatan manajemen risiko banjir terpadu tidak dapat mencapai keberhasilan tanpa adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah. Meskipun sejatinya, banjir telah menjadi persoalan besar dari tahun ke tahun. Namun, setidaknya dengan adanya pendekatan ini dapat mengurangi intensitas banjir,” pungkasnya.
Penulis: Christopher Hendrawan
Editor: Nuri Hermawan