Universitas Airlangga Official Website

71 Persen Kematian Disebabkan Penyakit Tidak Menular, Ayo Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Dr Sri Widati S Sos M Si memaparkan materi di Training of Trainer Soby pada Sabtu (18/11/2023) di GKB (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)
Dr Sri Widati S Sos M Si memaparkan materi di Training of Trainer Soby pada Sabtu (18/11/2023) di GKB (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Kesehatan bukan hanya sekedar merujuk pada sehat secara fisik, namun juga sehat secara spiritual, psikis sehingga membawa mental juga menjadi sehat. Sobat Happy And Healthy (SOBY) Airlangga Health Promotion Center (AHPC) Universitas Airlangga sukses menyelenggarakan Training of Trainer Sobat Happy and Healthy. Kegiatan ini harapannya melatih peserta untuk dapat mendampingi teman-teman agar menjadi mahasiswa yang happy dan healthy. Penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

Kegiatan Training ini berlangsung pada 18 dan 19 November 2023 di Gedung Kuliah Bersama Ruang GC 2.08 Kampus MERR C. Kegiatan ini menghadirkan Dr Sri Widati S Sos M Si dalam materinya yang bertajuk “Mengapa harus happy dan healthy?” serta dr Royke Tony Kalalo Sp KJ (K) FISCM dengan tajuk “Aku mau sehat mental dan tidak stres”

Tidak hanya itu dalam kegiatan ini turut meresmikan club SOBY UNAIR diantaranya Rumah Curhat Soby, SOS (Soby Story Club Program), SEHATI (Sehat Tubuhku, Sehat Jiwaku), Soby Reproduction Support Club yang diresmikan oleh direktorat kemahasiswaan.

Sri menuturkan bahwa AHPC ini memiliki visi bahwa seluruh sistem di Universitas Airlangga baik dosen, tendik dan mahasiswa harus menjadi pribadi yang happy dan healthy. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah bentuk dari promosi kesehatan. Dengan harapan nantinya mau dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

“Sehingga kalau health promotion harus membuat orang tau, mau, dan mampu. Dan itu membuat orang ini berdaya dirinya sendiri, bukan karena didorong-dorong oleh orang lain” ujarnya.

Sehat memiliki rentang dari sebelah kiri merupakan rentang kematian dan sebelah kanan adalah sehat sempurna. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah untuk memaksimalkan rentang tersebut ke arah kanan dengan melihat progres kedepannya. Adanya rentang ini berguna untuk mengukur keadaan diri sendiri bukan untuk membandingkan dengan orang lain.

Sedangkan sehat fisik harus memahami bahwa 71 persen kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan diabetes melitus. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan diantaranya mengkonsumsi makanan yang sehat dan beragam (mengandung serat, protein hewani dan nabati) dan pengukuran lingkar perut.

“Obesitas sentral adanya di lemak perut. Jadi lemak perut ini menjadi penanda dari lemak-lemak lainnya. Untuk pria itu jangan lebih dari 90 cm. Untuk wanita jangan lebih dari 80 cm” ungkapnya.

Di samping itu juga dapat menurunkan berat badan agar indeks massa tubuh (IMT) normal. Berhenti merokok dan menjalankan diet suplemen yang bisa diminum.

dr Royke Tony Kalalo Sp KJ (K) FISCM memaparkan materi di Training of Trainer Soby pada Sabtu (18/11/2023) di GKB (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)

Lebih lanjut, Roy memaparkan ada komponen lain yang dapat dikatakan sebagai sehat jiwa (5K). Meliputi mengetahui kemampuan individu, mampu mengatasi masalah (koping), bisa bekerja (produktif), bisa berkontribusi dalam komunitas, dan bisa menikmati kehidupan.

Tidak hanya itu, Roy juga menekankan pola psikologi adalah hal yang sering tidak terlihat sehingga perlu ditingkatkan. Keadaan abnormal atau psikopatologi yang disebut status mental membutuhkan update skill. Sehingga kondisi ini dapat menimbulkan distres dan disabilitas

“Disabilitas itu okupasional, biasanya bisa produktif mengerjakan PR tapi mungkin sudah menurun. Performa kerja menurun, sosialisasi sudah mulai merasa negative thinking” jelasnya.

Sebelum menutup pemaparannya, Roy mengusulkan hal-hal yang dapat meningkatkan jiwa. Ia merangkumnya menjadi LIFE STYLE Journal meliputi perbanyak literasi, peka terhadap kondisi Intrapersonal. Rutin melakukan aktvitas fisik, berlatih rasa emosional, dan memiliki support system.

“Kemudian ritme perlu ya untuk mendapatkan ritme yang bagus kehidupan sehari-hari. Kembangkan strategi promosi kesehatan sendiri. Cari bantuan serta regulasi emosi.” pungkasnya.

Di akhir kegiatan, peserta mampu melakukan roleplay secara berkelompok yang dibantu oleh tim soby. Dengan membagi kelompok menjadi tiga peran yaitu klien, peer counselor, dan observator. Sehingga setiap peserta dapat saling mencoba berperan dan menilai peran dari masing-masing anggota.

Penulis: Meli Nor Arista

Editor: Feri Feronia