Universitas Airlangga Official Website

Tim UNAIR Sabet Juara III SDGs Policy Brief Competition

Potret Tim UNAIR berhasil sabet Juara III dalam SDGs Policy Brief Competition 20203. Lisa (kiri), Kirani (tengah) dan Afriya (kanan) pada Rabu (22/11/23). (Foto: Istimewa).

UNAIR NEWS – Tim Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi. Kali ini berhasil sabet Juara III dalam ajang SDGs Policy Brief Competition 2023 pada Rabu (22/11/23). Tim UNAIR tersebut adalah Aidatul Fitriyah  FIB 2020, Kirani Bararah FH 2020 dan Salisa Qurrota Ayyun FISIP 2021 berhasil bersaing dengan 76 pendaftar lainnya.

Penyelenggara SDGs Policy Brief Competition 2023 ini adalah SDGs Center UNAIR. Salah satu anggota tim, Salisa atau yang akrab dengan panggilan Lisa menyampaikan alasan tim pada akhirnya memutuskan untuk mengikuti ajang ini.

“Kami berusaha saling mendorong satu sama lain untuk berkembang sebagai sesama teman. Kami mengikuti berbagai kompetisi dan berjuang bersama-sama. Kompetisi SDGs UNAIR ini adalah ‘pintu gerbang’ bagi kami untuk berjalan bersama meraih kejuaraan bersama kedepannya,” tuturnya kepada tim UNAIR NEWS (24/11/23).

Dalam  SDGs Policy Brief Competition 2023, tim tersebut mengangkat isu terkait peran wanita dalam ranah legislatif dengan tema “Reposisi Peran Wanita dalam Ranah Legislatif di Indonesia: Studi Feminisme Liberal”. Aidatul Fitriyah atau Afriya, menyampaikan bahwa tim nya memandang wanita memiliki potensi dan kapasitas yang sama dengan pria dalam memimpin dan mengambil keputusan yang berdampak positif bagi masyarakat.

“Kami menggagas tentang peran wanita dalam ranah legislatif di Indonesia berdasarkan perspektif feminisme liberal. Kami menggagas ini untuk menyadarkan masyarakat bahwa pentingnya kesetaraan gender yang baik. namun, kami melihat wanita kurang terlibat dalam sektor pemerintahan, khususnya ranah legislatif,” jelasnya kepada UNAIR NEWS.

Menurut Afriya, lewat ajang ini mereka bisa mengembangkan ide dan kreativitas terhadap permasalahan ada Indonesia. Ia juga ingin menginspirasi generasi muda khususnya perempuan agar berani bermimpi dan beraksi.

Lisa juga menyampaikan hambatan dan tantangan yang ia dan timnya alami dalam mempersiapkan policy brief yang baik. “Lolos sampai tahap finalis, hal tersebut mendorong kami untuk lebih optimis lagi. Meskipun sempat nervous beberapa kali. Namun, kami tetap berusaha lebih yakin, utamanya saat presentasi, bahwa kami memiliki opini yang cukup kuat untuk menyampaikan policy brief yang kami buat serta data yang akurat,” ceritanya dalam sesi wawancara.

Afriya juga menambahkan terkait kendala antar tim. “Saya sedang sibuk dengan pekerjaan dan lagi proses pengerjaan proposal skripsi, Kirani adalah mahasiswa program fastrack yang kuliahnya bisa sampai malam, dan Lisa aktif dalam kepanitiaan dan organisasi,” katanya.

Namun, menurut Afriya akhirnya mereka menemukan solusinya. “Kerjasama tim, kami mengupayakan untuk terus berkomunikasi dan mengatur waktu sebaik mungkin. Pahami tujuan lomba. Kami juga melakukan persiapan dengan mempelajari dan riset terkait peran wanita dalam ranah legislatif.” ujar Afriya.

Afriya juga memberikan kesan dan pengalamannya setelah mengikuti SDGs Policy Brief Competition. “Kami juga mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu baru dari para peserta dan juri yang berasal dari berbagai latar belakang dan bidang keahlian. Kami berharap bahwa penghargaan ini dapat memotivasi kami untuk terus berkontribusi dalam mendorong peran wanita dalam ranah legislatif di Indonesia, ” jelasnya pada Jumat (24/11/23) dalam sesi wawancara.

Sebagai penutup ia memberikan pesan untuk terus belajar dan berkembang. “Jangan pernah takut untuk mencoba. Setiap lomba adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Ingat yang terpenting adalah prosesnya, bukan hasilnya,” ucapnya.

Penulis: Tsaqifa Farhana Walidaini

Editor: Nuri Hermawan