UNAIR NEWS – Pelepasan mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) Ke-57 tahun ini tidak dilepas secara serempak di Airlangga Convention Center (ACC). Kali ini pelepasan dilakukan dengan melibatkan koordinator desa dan kecamatan di Aula Kahuripan, Kampus C UNAIR.
Tercatat, lebih dari 250 koordinator hadir pada acara pelepasan pada Jumat (15/12). Pada kesempatan itu, Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) UNAIR Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com., dalam sambutannya menegaskan bahwa pelepasan yang hanya melibatkan koordinator desa dan kecamatan itu dinilai lebih efektif. Sebab, dengan kebijakan tersebut, peran koordinator baik desa maupun kecamatan lebih maksimal.
”Kami hanya mengumpulkan koordinator seperti ini. Tujuannya, optimalisasi peran dan fungsi koordinator,” paparnya.
Selanjutnya, Prof. Jusuf menyatakan bahwa berbagai program kerja KKN-BBM Tematik kali ini sudah dipetakan angkatan 56. Karena itu, Prof. Jusuf menegaskan bahwa angkatan 57 harus melakukan koordinasi dengan baik, terutama kepada masyarakat setempat.
“Silahkan koordinasi dengan baik kepada masyarakat yang sudah melakukan berbagai program yang disusun angkatan 56. Angkatan 57 ke depan juga harus menyusun berbagai program yang bisa dilanjutkan angkatan selanjutnya,” jelas guru besar FISIP UNAIR itu.
Menambahkan pernyataan Prof. Jusuf, hadir mewakili rektor Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., selaku Wakil Rektor III UNAIR dalam sambutannya menyatakan bahwa KKN-BBM Tematik merupakan momen terindah mahasiswa selama studi. Sebab, bagi Prof. Amin, KKN merupakan waktu yang tepat untuk membaur bersama masyarakat.
“Sebab, ini kesempatan berharga untuk membaur dengan masyarakat dan penyatuan inovasi serta ide kalian,” ujar Prof. Amin.
Berkaitan dengan langkah UNAIR untuk menjadi kampus 500 dunia, di hadapan peserta, Prof. Amin kembali menegaskan bahwa kiprah mahasiswa juga menjadi penentu. Dalam pengabdian di masyarakat seperti KKN, menurut Prof. Amin, menjadi upaya untuk implementasi peranan keilmuan dari kampus kepada masyarakat.
”Jadi, kiprah kalian dalam KKN nanti ini juga menentukan nama baik alamamater. Kalau KKN, kalian hanya sekadar bergurau, ya percuma,” imbuhnya.
Pada akhir, Prof. Amin mengajak seluruh mahasiswa yang hadir untuk terus bersyukur. Hal itu dia pertegas dengan menunjukkan jumlah penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi tidak sampai 20 persen.
”Kesempatan menjadi mahasiswa adalah nikmat yang luar biasa. Karena itu, kalian yang beruntung ini harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (*)
Penulis : Nuri Hermawan
Editor : Feri Fenoria R