n

Universitas Airlangga Official Website

Manajemen Bencana dan Ilmu Forensik jadi Unggulan Pascasarjana UNAIR

Pascasarjana UNAIR
Gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga. (Foto: UNAIR NEWS)

UNAIR NEWS – Ada dua program studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga yang jadi unggulan. Mengingat, dua prodi itu memiliki potensi besar menghasilkan lulusan yang banyak bermanfaat bagi masyarakat. Dua program studi itu adalah Manajemen Bencana dan Ilmu Forensik.

Di temui di ruang kerjanya Jumat (2/2) Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, drh., M. Kes. mengatakan, dari sebelas prodi di pascasarjana, dua di antaranya termasuk prodi unggulan sesuai dengan renstra (rencana strategis) UNAIR.

“Di Indonesia bencana tidak ada habisnya. Dimana-mana ada bencana, hampir setiap hari,” ujar Prof Ma’ruf. “Untuk itu Manajemen Bencana sangat dibutuhkan oleh masyarakat, yaitu bagaimana melatih masyarakat menghadapi tanah air yang seperti ini agar tidak takut, tapi juga tidak disepelekan,” imbuhnya.

Jajaran pimpinan pascasarjana telah merancang kurikulum, salah satunya adalah pelatihan kewaspadaan terhadap bencana yang bisa diikuti dalam jaringan (online).

Selain Manajemen Bencana, lanjut Prof Anwar, saat ini Ilmu Forensik layak diperhitungkan sebagai ilmu yang banyak dibutuhkan. Forensik tidak hanya berkaitan dengan kedokteran dan manusia. Karena kecanggihan teknologi yang terus berkembang, kini mulai marak studi baru tentang digital forensik.

“Yang lagi ngetren saat ini adalah digital forensik. Cyber crime itu semua kan digital. Ini yang perkembangannya begitu besar,” ucapnya.

Di pascasarjana selain mempelajari digital forensik, juga mengkaji animal forensik dan akuntan forensik. Terbukti dalam dua tahun terakhir, prodi Ilmu Forensik di UNAIR mengalami peningkatan peminat hingga melebihi target yang ditentukan.

Menarik mahasiswa

Beragam upaya dilakukan Sekolah Pascasarjana untuk menarik mahasiswa. Salah satunya, pelaksanaan kuliah yang dibuat fleksibel. Di pascasarjana, kuliah tidak harus dilakukan pagi hingga sore hari. Kuliah bisa dilakukan malam hari, bahkan juga Sabtu dan Minggu.

Seperti prodi Kajian Ilmu Kepolisian, misalnya. “Untuk kuliah Sabtu Minggu biasanya dilakukan mahasiswa Kajian Ilmu Kepolisian. Yang kuliah polisi-polisi yang sudah jadi kapolres, kapolsek, dan sebagainya,” ujar Prof Ma’ruf.

Selain itu, ada total 10 persen jatah perkuliahan yang dilakukan secara e-learning. Dari 14 kali tatap muka, dua di antaranya dilaksanakan berbasis e-learning. Sehingga, perkuliahan bisa berjalan secara fleksibel. Ini salah satu strategi untuk menggaet mahasiswa dari segi kurikulum.

Yang terbaru, sesuai SK rektor, mulai tahun 2018 seluruh mahasiswa pascasarja diwajibkan untuk melakukan publikasi pada jurnal bereputasi. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan konferensi internasional yang diadakan setiap tahun.

Tahun 2017 lalu misalnya. Dari 202 makalah yang diikutkan dalam seminar, terpilih 82 makalah yang diterbitkan. Makalah ini pun diterbitkan pada jurnal terindeks ISI-Thomson.

Tahun 2018, tepatnya pada Juli nanti, akan digelar kembali konferensi internasional dengan menggandeng pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Mataram. Output dari konferensi ini nanti adalah menghasilkan makalah yang akan diterbitkan pada jurnal berindeks Scopus.

Atas kerjasama dengan Airlangga Global Engagement (AGE) UNAIR, Sekolah Pascasarjana akan datang ke Timor Leste. Selain mengikuti kuliah umum, kedatangan mereka adalah untuk melakukan feedback kerjasama antar keduanya. Yakni, akan ada pengiriman mahyasiswa Timor Leste untuk melanjutkan studi di UNAIR.

Tentu, hal ini akan menambah jumlah mahasiswa asing yang kuliah di UNAIR. Setelah sebelumnya, mahasiswa dari daratan Afrika melalui beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Kemenristekdikti, dan mahasiswa asal Myanmar melalui beasiswa World Class University (WCU) dari UNAIR. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Editor: Nuri Hermawan