UNAIR NEWS – Pagelaran Airlangga Education Expo (AEE) 2024 hari pertama sukses terselenggara. Kini hari kedua pada Jumat (2/2/2024), Universitas Airlangga menghadirkan empat tema talk show yang berbeda seputar pendidikan. Salah satunya adalah “All about Scholarship and MBKM”.
Penjelasan mengenai beasiswa dan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) menjadi informasi penting yang wajib bagi Calon Ksatria Airlangga ketahui. Oleh karena itu, AEE menghadirkan Prof Dr Sukardiman MS Apt selaku Direktur Pendidikan Universitas Airlangga dan Prof Dr M. Hadi Subhan SH MH CN selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga. Bertempat di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), kedua narasumber tersebut secara bergantian memaparkan dua pembahasan krusial.
Beasiswa Pendidikan
Pembahasan pertama adalah beasiswa pendidikan yang bisa mahasiswa ajukan untuk meringankan biaya kuliah. Prof Hadi menginformasikan bahwa banyak mahasiswa UNAIR merupakan penerima beasiswa.
“Tercatat ada sebanyak 30 persen mahasiswa yang kuliah di UNAIR merupakan mahasiswa peroleh beasiswa. Dengan adanya beasiswa kami berharap mahasiswa tidak drop-out karena tidak kuat bayar UKT. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan BEM untuk mengecek kemampuan mahasiswa dalam segi ekonomi supaya mereka terhindar dari pinjaman online,” tuturnya.
Prof Hadi membagi bantuan pendidikan menjadi dua macam yaitu beasiswa dari pemerintah yang disebut KIP Kuliah dan beasiswa pemberian perusahaan atau yayasan. Menurutnya perbedaan keduanya terletak pada persyaratan mahasiswa penerima.
Lebih lanjut Prof Hadi menjelaskan bahwa KIP Kuliah terkhususkan untuk mahasiswa yang memiliki KIP di sekolah maupun Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau surat sejenis. Dia menambahkan kuota penerima beasiswa ini nantinya dapat bertambah dibanding tahun lalu.
“Kuota KIP Kuliah tahun lalu ada sekitar 1200. Jumlah yang besar itu Insyaallah masih tetap stabil dan rencananya mendapatkan tambahan lagi untuk tahun ini,” terangnya.
Selain KIP Kuliah, tambah Prof Hadi, camaba yang memiliki prestasi juga bisa mengajukan beasiswa yang tersedia dari BUMN, perusahaan, yayasan, dan instansi swasta lain. “Banyak perusahaan yang membuka beasiswa dengan kualifikasi yang berbeda-beda. Beasiswa seperti ini bisa mahasiswa ajukan dengan menyesuaikan persyaratan yang ada,” jelasnya.
Program MBKM
Kemudian pembahasan berikutnya adalah program MBKM yang banyak mahasiswa jalani. Menurut Prof Sukardiman, program ini berpengaruh positif untuk mahasiswa.
“Belajar tidak harus di kampus, tetapi bisa dengan cara healing sekaligus memperoleh uang saku melalui MBKM. Program ini dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa sehingga menjadi lulusan profesional,” ungkapnya.
Prof Sukardiman juga menyebutkan manfaat lain mengikuti MBKM. Baginya dengan terlibat MBKM menjadi nilai lebih ketika proses recruitment kerja. Selain itu, dia menyampaikan bahwa pembelajaran kampus merdeka tidak monoton seperti kelas konvensional.
“MBKM tidak wajib, tetapi kampus tetap menyiapkan fasilitas program itu. Hal ini karena kami melihat banyak lulusan yang langsung direkrut oleh perusahaan setelah lulus. Selain itu, MBKM juga bisa menjadi inovasi pembelajaran nonkonvensional selama tiga semester,” pungkasnya. (*)
Penulis: Iratri Puspita
Editor: Binti Q. Masruroh