Universitas Airlangga Official Website

Jangan Takut! Kenali Kanker dan Berani Deteksi Sejak Dini

Foto dari kanan Kartika Devina Putri moderator dan dr Dyah Fauziah sebagai narasumber: gelaran Dokter UNAIR TV pada jum’at (01/02/2024). (Foto:Istimewa)
Foto dari kanan Kartika Devina Putri moderator dan dr Dyah Fauziah sebagai narasumber: gelaran Dokter UNAIR TV pada jum’at (01/02/2024). (Foto:Istimewa)

UNAIR NEWS – Kasus kanker semakin meningkat secara global, menjadi tantangan kesehatan yang signifikan di seluruh dunia. Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Airlangga dalam channel Youtube Dokter UNAIR TV membahas pemeriksaan patologi anatomi dalam diagnosis tumor dan kanker. Pada Jumat (1/02/2024) dokter spesialis patologi anatomi dr Dyah Fauziyah Sp PA (K) menanggapi realita itu.

Dokter Dyah menyampaikan, pada dasarnya patologi anatomi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit-penyakit yang terjadi pada tingkat jaringan sel dan bahkan molekuler dalam tubuh manusia. Lalu gejala yang dialami oleh pasien kanker bisa bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi kanker tersebut. Melalui patologi anatomi dapat memberikan landasan yang kokoh untuk diagnosis dan pengelolaan kanker secara efektif.

“Ada benjolan abnormal di tubuh kita disebut tumor. Tumor ini bisa disebabkan oleh kanker, tapi belum tentu itu kanker. Tumor dapat berupa sifat dan menjadi tumor jinak (neoplasma jinak), atau berubah sifatnya menjadi ganas (neoplasma ganas) atau kanker,” tutur dr Dyah.

Dokter sekaligus dosen ini menyebut, beberapa penelitian mengungkap  kanker jenis tertentu sifatnya diturunkan bukan semata mata faktor keturunan, karena penyebabnya multi faktor dan tidak menular. Ketika terdapat benjolan abnormal yang muncul, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan secara menyeluruh guna memastikan kondisi kesehatan. Pemeriksaan klinis oleh dokter spesialis terkait menjadi langkah awal dalam menilai kondisi benjolan tersebut.

Pemeriksaan secara klinis melibatkan penggunaan teknologi pencitraan seperti ultrasonografi (USG) atau computed tomography (CT scan) guna mendapatkan visualisasi yang lebih detail tentang benjolan dan area sekitarnya. Pada tahap ini, pendekatan triple diagnosis dapat diterapkan. Ini melibatkan aspek klinis, radiologi, dan patologi anatomi. Pemeriksaan jaringan melalui biopsi atau pemeriksaan patologi anatomi dapat membantu dalam menentukan sifat dan karakteristik sel-sel yang terlibat dalam benjolan tersebut.

Tidak dipungkiri, banyak masyarakat masih takut untuk memeriksakan diri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Hal ini harus diedukasi bahwa benjolan harus diperiksakan. Bisa melakukan pemeriksaan jaringan biopsi, banyak pasien menolak tindakan ini lantaran menganggap biopsi justru bisa memicu pertumbuhan sel kanker. Hal ini dibantah oleh Dokter Dyah, Menghindari tindakan biopsi maka sama saja pasien menunda dilakukan perawatan sesegera mungkin.

Baginya, memang terdengar klise, tapi memang demikian mencegah kanker harus memperbaiki pola hidup sehat. Sebaiknya melakukan tes pemeriksaan deteksi dini kanker atau melakukan pemeriksaan antara lain, pencegahan kanker leher rahim dengan metode pap smear  secara rutin dan mengetahui secara dini benjolan di payudara dengan SADARI. 

“Jadi pesan saya sahabat dokter UNAIR TV, kita harus selalu waspada dan aware atas perubahan terjadi pada tubuh kita. Jika kita menemukan benjolan abnormal lakukan pemeriksaan ke dokter atau rumah sakit untuk dilakukan tindakan,” paparnya.

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Khefti Al Mawalia