Universitas Airlangga Official Website

Tips Mencukupi Nutrisi saat Sahur dan Berbuka ala Dosen FKM UNAIR

Ilustrasi by Google Image
Ilustrasi by Google Image

UNAIR NEWS – Di bulan Ramadan, umat muslim yang berpuasa seringkali merasa tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizinya. Untuk itu, Podcast Perpustakaan Universitas Airlangga (UNAIR) mengulas strategi pemenuhan nutrisi saat sahur dan berbuka dengan mengundang Anisa Lailatul Fitria SGz MSc, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).

Dalam pemaparannya, Anisa mengatakan bahwa kebutuhan untuk asupan gizi dan nutrisi setiap orang akan berbeda sesuai dengan perhitungan dalam angka kecukupan gizi. Hal ini akan menjadi tolak ukur kita dalam mencukupi nutrisi saat sahur dan berbuka. “Kalau kita mau menerapkan prinsip gizi seimbang kita harus mengetahui kebutuhan kita dengan asupan yang cukup,” ujarnya, Senin (18/3/2024). 

Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Anisa Lailatul Fitria, S.Gz., M.Sc. Dosen FKM, dalam Podcast UNAIR Library (Foto: Istimewa)

Lebih lanjut, Anisa menerangkan pentingnya mengonsumsi makanan tinggi serat. Dengan konsumsi makanan berserat tinggi, maka perut akan menjadi terbiasa dalam kondisi kosong saat siang hari. “Konsumsi makanan tinggi serat akan membantu lambung dalam pengosongan yang lebih lama,” ungkap Anisa. 

Dengan demikian, ketika sahur ia menyarankan agar mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan protein yang cukup. Ada berbagai macam makanan yang tinggi serat dan protein, misalnya sayur, telur, ayam, tempe, dan juga tahu. 

Mencukupi Kebutuhan Air

Selain makanan tinggi serat, air juga menjadi kebutuhan krusial yang harus tercukupi selama berbuka dan sahur. “Pada saat sahur usahakan untuk mencukupi kebutuhan air,” kata Anisa. Menurutnya, batas cukupan minum air memiliki kebutuhan yang sama seperti hari biasanya. Namun, pada pengaturannya akan memiliki kondisi yang berbeda dari hari biasa sehingga perlu penentuan waktu untuk terus terhidrasi

Setelah berbuka puasa, imbuh Anisa, usahakan untuk meminum air secara cukup dan menghindari memakan gorengan terlebih dahulu. Selain itu, bisa juga melakukan alternatif dengan membawa air minum saat tarawih dengan tujuan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. “Ketika berbuka, minimal minum air satu gelas, kemudian untuk mencukupi bisa kita bisa melanjuutkan konsimsi air saat sahur,” imbuhnya. 

Ketika  berbuka, biasanya gorengan menjadi hidangan yang paling digandrungi. Akan tetapi, alih-alih mengonsumsi gorengan, Anisa menyarankan untuk mendahulukan meminum air dan buah-buahan. “Ketika berbuka awali dengan minum air, kemudian mengonsumsi buah sebagai pengganti gorengan. Setelah itu bisa melakukan salat, baru makan berat dengan porsi protein, serat, dan minuman yang cukup,” terangnya.

Kemudian setelah itu usahakan untuk tidak makan secara berlebihan dan dapat bersiap untuk salat tarawih. Setelah salat, bisa dilanjutkan untuk mengonsumsi makanan berat namun dengan porsi yang secukupnya.

Penulis: Ahmad Hanif Musthafa

Editor: Yulia Rohmawati