Universitas Airlangga Official Website

Perjalanan Tim Cedera Sumsum Tulang Belakang Raih Medali Emas PIMNAS 36

Ary dan Tim Dalam Ajang PIMNAS Ke-36 di Universitas Padjadjaran (Foto: Narasumber)
Ary dan Tim Dalam Ajang PIMNAS Ke-36 di Universitas Padjadjaran (Foto: Narasumber)

UNAIR NEWS – Menjadi sukses memang membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Begitu juga dengan perjuangan tim PKM-Riset Eksakta yang diketuai oleh Ni Nyoman Ary Dewanthi ini. Empat bulan lamanya Ary dan tim cedera sumsum tulang belakang melakukan proses penelitian dengan judul Injectable Alginate/Polypyrrole Hydrogel sebagai Kandidat Terapi Spinal Cord Injury. Proses panjang tersebut membuahkan hasil medali emas PIMNAS Ke-36 serta pendanaan dari Kemendikbud Ristek. 

Tim terdiri atas tiga anggota, yaitu Khairun Nisa, Emmanuella Aurelia Rachel Passa, dan Maria Novi Limantoro. Ary dan tim merupakan mahasiswa program studi Teknik Biomedis, Fakultas Sains dan Teknologi. Motivasi tim Ary berangkat dari budaya dalam program studi yang tidak pernah absen dalam perlombaan, terutama PIMNAS.

“Ajang PIMNAS sudah menjadi tradisi dari prodi tim kami, yakni prodi teknik biomedis. Selain itu karena memang kasus cedera sumsum tulang belakang memiliki mortalitas yang tinggi, kami berusaha mencari solusinya,” terangnya.

Spinal Cord Injury (SCI) atau cedera sumsum tulang belakang, kata Ary mencapai angka 250.000 hingga 500.000 setiap tahunnya. Ia menjelaskan bahwa cedera itu masih menjadi clinical challange karena sangat rumit sehingga belum ada penanganan yang efektif serta efisien. 

“Kami melakukan studi literatur dan uji coba di lab yang tentunya menemui tantangan untuk menghasilkan injectable hydrogel dengan karakteristik yang kami harapkan, yakni menggunakan Alginate dan Polypyrrole,” jelasnya. 

Ni Nyoman Ary Dewanthi bersama rekan sekelompok PKM-RE di Universitas Padjadjaran Bandung. (Foto: Istimewa)

Selain saat riset, Ary dan tim menghadapi tantangan lain berupa efisiensi dan efektivitas dalam melakukan presentasi. Dengan sedikit waktu yang diberikan untuk presentasi, mereka harus menjelaskan hasil risetnya secara keseluruhan, jelas, dan meyakinkan untuk dicap sebagai pemenang. 

Tentu, tak ada rintangan yang tak bisa dilewati. Berkat dukungan lingkungan sekitar, terutama dosen pembimbing Dr Prihartini Widiyanti drg SBio MKes. Latihan diskusi, tanya-jawab, serta latihan presentasi berhasil menyempurnakan penampilan mereka di PIMNAS. 

“Berkat support dari teman-teman tim, dosen pembimbing, dan tim pendamping dari Universitas Airlangga yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik juga,” tambahnya.

Tim Ary berharap riset yang mereka lakukan dapat menebar manfaat serta dapat dikaji lebih lanjut. Melihat adanya potensi untuk menyelesaikan clinical challange cedera sumsum tulang belakang ini. 

Proses selama empat bulan itu tentu menyimpan banyak ‘harta karun’. Sepanjang jalan, Ary dan tim mendapat sebuah insight mendalam terkait SCI dari ahli di bidangnya. Dari PIMNAS, mereka dapat memaparkan kerja keras mereka, dari PIMNAS pula mereka mendapat insight untuk perkembangan riset selanjutnya. 

Adapun menurut Ary yang unik dari tim mereka, yakni pantun tersendiri yang dimiliki. Begini bunyi pantun mereka. “Mengembara tiada henti; Menunggu dia yang tak pasti; Ayo jaga diri sendiri; Agar terhindar dari spinal cord injury.”

Penulis: Muhammad Naqsya Riwansia

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Cerita Tim Phyllanthus Reversemicelle UNAIR Sabet Medali Emas PIMNAS 36

UNAIR Siap Sukseskan Gelaran PIMNAS 37