UNAIR NEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki komitmen kuat dalam menjalin kerja sama dengan Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan. Kerja sama ini tidak hanya terjalin dalam bentuk kolaborasi formal, tetapi juga terwujud melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi civitas academica.
Salah satu bentuk kerja sama itu adalah penyelenggaraan kuliah tamu bertajuk “Metode Sinkronisasi dan Integrasi Perencanaan dan Penganggaran antara Pusat dan Daerah”. Kuliah tamu itu terselenggara pada Rabu (15/5/2024) di Aula Soemarto FKM UNAIR. Hadir dalam acara, Prof Dr Sri Sumarmi SKM MSi selaku ketua unit kajian kesehatan masyarakat.
Prof Sumarmi membuka kuliah tamu sekaligus menyampaikan sambutan. Ia menekankan, integrasi antara perencanaan dan penganggaran dari pusat ke daerah penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. “Setiap daerah memiliki kebebasan untuk merencanakan pembangunan daerahnya masing-masing, namun hal tersebut harus selaras dengan visi dan misi negara,” ujarnya.
Upaya Sinkronisasi Perencanaan
Kuliah tamu itu juga menghadirkan narasumber Aris Diyanto SKM MSi, selaku perencana ahli madya biro perencanaan dan anggaran kementerian kesehatan. Ia menjelaskan, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. “Sementara itu, penganggaran adalah kegiatan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai sasaran usaha dalam jangka waktu tertentu,” imbuhnya.
Aris menyampaikan, di tingkat nasional, terdapat dokumen perencanaan seperti RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Nasional selama 20 tahun. Ia menambahkan, terdapat pula RKP (Rencana Kerja Pemerintah) yang merupakan kumpulan rencana kerja kementerian, dan Renstra (Rencana Strategis) yang merupakan kumpulan rencana pembangunan lima tahun di kementerian.
“Semua dokumen tersebut diupayakan agar dapat selaras antara pusat dan daerah. Maka dari itu, pihak kami menggandeng berbagai pihak, termasuk universitas sebagai konsultan setiap daerah agar dapat menyusun perencanaan dan penganggaran secara mandiri,” terang Aris.
Dalam perencanaan dan pembangunan kesehatan, Aris menyebut sinkronisasi menjadi salah satu elemen yang penting. Ia menjelaskan, dalam melakukan perencanaan kita harus dapat membedakan antara kebutuhan (must have) dan keinginan (nice to have).
“Membangun puskesmas di setiap kecamatan adalah kebutuhan, namun bagaimana model dan fasilitasnya, itu adalah keinginan. Dalam hal ini, sinkronisasi menjadi krusial untuk memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan tersebut terpenuhi dengan baik,” terang Aris.
Penulis: Hana Mufidatuz Zuhrah
Editor: Yulia Rohmawati