UNAIR NEWS – Sebagai perguruan tinggi bertaraf dunia, Universitas Airlangga (UNAIR) terus berkomitmen mendukung terciptanya masyarakat sejahtera. Salah satu bentuk komitmen itu adalah terealisasinya pembangunan sumur bor untuk atasi kekeringan. Peresmian sumur bor dan pelaksanaan program AMERTA (Aksi Merdeka Air dan Tanaman untuk Alam) itu berlangsung pada Minggu (19/5/2024) di Desa Tenggarejo, Tulungagung.
Untuk diketahui, Desa Tenggarejo merupakan salah satu kawasan di Tulungagung yang kerap dilanda kekeringan. Ketika kemarau panjang terjadi, masyarakat di kawasan ini akan merasakan kerugian, terutama di sektor kesehatan dan ekonomi. Kondisi itulah yang melatarbelakangi pembangunan sumur bor ini.
Wujud Pengabdian
Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi dan Informasi UNAIR Prof Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD KGEH PhD FINASIM merespons positif pembangunan sumur tersebut. Menurutnya, pembangunan sumur bor Tenggarejo merupakan wujud pengabdian sekaligus aksi kolaborasi yang positif.
Adapun pihak yang menginisiasi acara tersebut adalah Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Ilmu Penyakit Dalam (IPD) UNAIR bersama dengan IKA UNAIR Cabang Tulungagung, PAPDI Cabang Surabaya, dan sejumlah organisasi lainnya. “Saya rasa ini adalah salah satu hal positif, di mana kolaborasi mulai dari universitas sebagai pencetus gerakan. Kemudian diikuti ikatan keluarga alumni dan bekerja sama dengan pemerintah daerah,” ucapnya.
Prof Miftah melanjutkan, pembangunan sumur bor ini merupakan manifestasi UNAIR dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah pengabdian masyarakat. “Kita harus mulai mengembangkan hal-hal yang tidak hanya secara teoritis saja melalui pendidikan. Akan tetapi, kita juga harus memberdayakan masyarakat sekitar secara langsung,” ujarnya.
Dukung SDGs
Pembangunan sumur bor ini sekaligus menjadi bentuk keseriusan UNAIR dalam mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). “Dalam momentum SDGs yang digalakkan pemerintah ini, maka akhirnya juga sekaligus mewujudkan SDGs nomor 1, 2, 3, 6, 13, dan 17. Bahkan akhirnya poin-poin SDGs tersebut juga menjadi tujuan dari tercapainya sumur bor ini,” ungkapnya.
Pembangunan sumur bor ini, sambung Prof Miftah, menjadi bukti bahwa UNAIR mendukung capaian SDGs 6 “clean water and sanitation” dengan melakukan perbaikan sanitasi. Tidak hanya itu, peresmian sumur bor yang diikuti program lainnya, seperti pasar murah dan tanam pohon bersama juga sekaligus mendukung beberapa poin SDGs. Seperti SDGs 1 “no poverty”, SDGs 2 “zero hunger”dan SDGs 13 “climate action”.
“Tidak hanya water sanitation dan zero hunger, ya. Ini nanti juga akan berpengaruh pada good health and well-being. Kemudian, karena ini bersifat kolaborasi, di mana ada banyak mitra, maka ini juga menjadi bukti dukungan UNAIR memenuhi SDGs poin ke-17 yakni partnership for the goals,” imbuhnya.
Pada akhir, Prof Miftah menuturkan bahwa pembangunan sumur bor ini bisa menjadi alat perekat antara UNAIR dengan masyarakat. Ia berharap, sumur ini bisa menjadi bentuk pengabdian nyata yang UNAIR berikan pada masyarakat Kabupaten Tulungagung.
“Kami harap sumur bor ini menjadi awal bagi perguruan tinggi untuk memberikan inovasi dan solusi bagi masyarakat di sekitar UNAIR. Tujuannya untuk maju bersama dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan yang berkelanjutan,” tutupnya.
Penulis: Yulia Rohmawati