Universitas Airlangga Official Website

SELAYANG PANDANG “SARI BUAH” PENGENCER SEMEN ALAMI PENYELAMAT SPERMATOZOA

Kelompok C Tandem 4 PPDH 39 beranggotakan Leon, Reza, Tasya, Nisa, Dhiya, Shofia, dan Ajeng pada tanggal 26 April 2024 telah memasuki Ex-Lab Inseminasi Buatan untuk melakukan pembuatan bahan pengencer semen. Pembuatan pengencer semen dilakukan pada kambing yang ada di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.

Pengenceran semen adalah sebuah proses penambahan volume semen menggunakan bahan pengencer (diluter) sehingga memungkinkan untuk melakukan IB terhadap betina dalam jumlah yang lebih banyak dalam satu ejakulasi. Disamping itu bahan pengencer juga berfungsi untuk memberikan nutrisi bagi spermatozoa serta melindungi spermatozoa dari kuman penyakit. Untuk tujuan itu semen perlu dicampur dengan larutan pengencer untuk menjamin kebutuhan fisik dan kimia dari spermatozoa.

Buah-buahan merupakan salah satu alternatif bahan pengencer biologis yang bisa dipergunakan sebagai bahan pengencer semen. Sari buah merupakan cairan yang diperoleh melalui proses pemerasan dari bagian buah yang dapat diminum segar. Sari buah mempunyai kandungan zat yang dapat menunjang kebutuhan hidup spermatozoa seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Pada pengenceran sari buah kali ini kami menggunakan buah tomat, melon, dan papaya.

Setelah semen berhasil ditampung, maka dilakukan pemeriksaan makroskopis yang meliputi volume, warna, bau, kekentalan, dan pH serta dilakukan pemeriksaan mikroskopis berupa uji motilitas (gerakan individu dan massa)  dan uji biologi yang meliputi uji resistensi dan keutuhan membran. Metode yang digunakan dalam pembuatan pengencer sari buah yaitu dengan menggerus buah dan mengumpulkan filtratnya yang kemudian diampurkan dengan larutan natrium sitrat. Kemudian ditambahkan antibiotic dan dilakukan pengecekan pH. Setelah semua dirasa cocok, semen dicampur dengan bahan pengencer dengan perbandingan 1:9 dan diamati dibawah mikroskop perbesaran 100x hingga 400x untuk meihat motilitas dari spermatozoa. Pengamatan terhadap motilitas spermatozoa dilakukan selama beberapa hari hingga didapatkan nilai motilitas mencapai sebesar 40%.

Dalam kegiatan ini kami dibimbing oleh Prof. Dr. Suherni Susilowati, drh., M.Kes., Dr. Tri Wahyu Suprayogi, drh., M.Si., Dr. Tatik Hernawati, drh., M.Si., dan Dr. Trilas Sardjito, drh., M.Si.