Universitas Airlangga Official Website

Departemen Ilmu Sejarah Launching Dua Buku Jejak Sejarah Jalur Rempah

Launching buku “Rempah, Kolonialisme, dan Kesinambungan Ekonomi di Pantai Timur Sulawesi” dan “Peran Jawa (bagian) Timur dalam Jaringan Jalur Rempah: Sejak Periode Kuno sampai Abad ke-18”, pada Kamis, (6/6/2024), di Ruang Siti Purwanti. FIB UNAIR. (Sumber: Obet).
Launching buku “Rempah, Kolonialisme, dan Kesinambungan Ekonomi di Pantai Timur Sulawesi” dan “Peran Jawa (bagian) Timur dalam Jaringan Jalur Rempah: Sejak Periode Kuno sampai Abad ke-18”, pada Kamis, (6/6/2024), di Ruang Siti Purwanti. FIB UNAIR. (Sumber: Obet).

UNAIR NEWS – Di Nusantara, jejak perdagangan rempah meninggalkan warisan budaya yang tak ternilai. Jalur rempah bukan sekadar rute perdagangan komoditas berharga, melainkan berperan signifikan sebagai jembatan pertukaran budaya, pengetahuan, hingga membawa peradaban.

Aktivitas perdagangan rempah telah menciptakan jalur perdagangan yang mengglobal dengan Indonesia menjadi salah satu titik penting dari jaringan tersebut. Sayangnya, sampai saat ini jalur rempah terkesan terabaikan dalam konteks sejarah dunia dan kalah pamor dengan jalursutra.

Oleh karena itu, menelusuri kembali jalur rempah tidak hanya melihat sejarah masa lalu, tetapi juga upaya untuk melestarikan warisan budaya dan kearifan lokal. Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR, kembali menggelar seminar sekaligus launching buku yang bertajuk “Sungai, Rempah, dan Jejak Peradaban Indonesia”. 

Pada kesempatan tersebut, Dekan FIB UNAIR, Prof Dr Purnawan Basundoro SS M Hum, menyampaikan pembahasan seputar jalur rempah penting untuk diajarkan kepada generasi muda. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengajukan jalur rempah sebagai warisan dunia kepada UNESCO.

“Jalur rempah adalah kisah maritim yang sarat makna, simbol kejayaan maritim Nusantara, dan bukti hubungan antar bangsa yang telah terjalin jauh sebelum kolonial. Melestarikan dan mempelajari warisan budaya ini menjadi kunci untuk membuka pintu kemajuan bagi masa depan,” ungkap Purnawan dalam sambutannya pada Kamis, (6/6/2024).

Lebih lanjut, Purnawan menerangkan, sungai berperan sebagai jalur transportasi utama untuk membawa hasil bumi, termasuk rempah-rempah, dari pedalaman menuju sejumlah pelabuhan besar di pesisir. Itu sebabnya, peran sungai juga tidak boleh diabaikan. 

Seminar Sungai, Rempah, dan Jejak Peradaban Indonesia oleh Departemen Sejarah, pada Kamis, (6/6/2024) di Ruang Siti Purwanti. FIB UNAIR. (Sumber: Obet)
Seminar Sungai, Rempah, dan Jejak Peradaban Indonesia oleh Departemen Sejarah, pada Kamis, (6/6/2024) di Ruang Siti Purwanti. FIB UNAIR. (Sumber: Obet)

Departemen Ilmu Sejarah secara resmi me-launching dua buku terkait jalur rempah, yakni “Rempah, Kolonialisme, dan Kesinambungan Ekonomi di Pantai Timur Sulawesi” serta “Peran Jawa (bagian) Timur dalam Jaringan Jalur Rempah: Sejak Periode Kuno sampai Abad ke-18”.

Buku pertama karya Prof Dr  Purnawan Basundoro SS M Hum dan Andri Setyo Nugroho menjelaskan dinamika perdagangan rempah di Jawa bagian timur. Selama ini, jaringan jalur rempah di Indonesia selalu menempatkan Maluku sebagai penghasil rempah utama sejak periode kuno sampai periode kolonial Belanda. Namun, buku tersebut menyuguhkan sisi lain Jawa Timur dalam jaringan rempah dunia.

“Jawa Timur terkenal dengan wilayahnya yang sangat subur. Penelitian ini mengungkapkan tiga pelabuhan penting perdagangan jalur rempah di Jatim, yakni Tuban, Gresik, dan Surabaya,” papar Purnawan.

Sedangkan, buku kedua yang ditulis oleh Dr La Ode Rabani SS M Hum, Dr  Sarkawi B Husain SS M Hum, dan Dr Johny Alfian Khusyairi mengupas bagaimana rempah-rempah dan kolonialisme berdampak pada perkembangan ekonomi di wilayah pantai timur Sulawesi, khususnya pada periode 1620-an hingga 1920-an.

“Buku ini memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana rempah-rempah, kolonialisme, dan perdagangan internasional membentuk lanskap ekonomi di pantai timur Sulawesi selama berabad-abad,” ujar La Ode.

Kabar baiknya, kedua buku tersebut dapat diakses secara gratis dan resmi di laman PSKP Kemndikbud. Diharapkan sumbangan pengetahuan ini mampu  memperkaya berbagai narasi untuk mendukung upaya pendaftaran jalur rempah sebagai Warisan Dunia kepada UNESCO. 

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Feri Fenoria