Universitas Airlangga Official Website

ICAS 13 Hari Ketiga: Bahas Ketahanan Pangan dari Tiga Perspektif Berbeda

Onny Hendro Adhiaksono (Kiri) pada diskusi dengan judul East Java and the Efforts of Improving Food Security in The Region: Prospects, Challenges, and Its Future yang berlangsung di Majapahit Hall pada Selasa (30/7/2024). (Foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWSThe 13th International Convention of Asia Scholars (ICAS) telah memasuki hari ketiga. Pada hari ketiga ini terselenggara diskusi terkait ketahanan pangan, yang berlangsung di Majapahit Hall ASEEC Tower. ICAS 13 merupakan konferensi internasional hasil kerjasama antara Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Airlangga Institute for Indian Ocean Crossroad (AIIOC) dan International Institute for Asians Studies (IIAS).

Tiga narasumber hadir pada acara diskusi yang berlangsung di hari Selasa (30/7/2024). Mereka adalah Emil Elestianto Dardak selaku Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Thomas Reuter dari The University of Melbourne Australia, serta Onny Hendro Adhiaksono dari Kagama Indonesia. 

Diskusi dengan judul East Java and the Efforts of Improving Food Security in the Region: Prospects, Challenges, and Its Future berlangsung sangat menarik. Topik ketahanan pangan dibahas dari tiga perspektif berbeda. Emil mewakili pemangku kebijakan, Thomas sebagai perwakilan akademisi, dan Onny dari praktisi industri pangan. 

Onny mengungkapkan bahwa tantangan ketahanan pangan saat ini adalah adanya kesenjangan antara akademisi dan praktisi. “Kami para pelaku usaha itu biasanya berfokus hanya bekerja dan bekerja. Terkadang kami kurang mempertahankan inovasi atau program yang akademisi buat,” katanya. 

Perlu adanya penghubung yang baik antara para akademisi dengan praktisi, menjadi salah satu solusi yang Onny sampaikan. Ia optimis bahwa ide-ide yang para akademisi telurkan dapat menjawab tantangan ke depan yang ada. 

Potret berama narasumber, panelis, dan peserta pada diskusi dEast Java and the Efforts of Improving Food Security in The Region: Prospects, Challenges, and Its Future. (Foto: PKIP UNAIR)

“Perlu adanya penghubung yang baik antara praktisi dan akademisi. Segala ide yang para akademisi dapatkan harapannya bisa menjawab tantangan ketahanan pangan yang ada. Tentu ide-ide ini harusnya menguntungkan kedua belah pihak, baik akademisi dan praktisi,” jelasnya.

Tak lupa Onny menyampaikan saran bahwa ide-ide yang akademisi telurkan seyogyanya dapat diterapkan. Sosialisasi yang lebih masif kepada para pelaku industri pangan turut menjadi saran yang Onny paparkan. “Ide-ide itu sebaiknya lebih disosialisasikan lagi, sebaiknya ide-ide tersebut juga yang bisa diterapkan secara nyata,” paparnya. 

Menurut Onny kegiatan diskusi ini menjadi awal yang baik bagi perkembangan ketahanan pangan di dunia. Bagaimana tidak, kegiatan diskusi itu membahas permasalahan pangan dari berbagai aspek yang menarik. 

Ia berharap kegiatan serupa akan kembali berlangsung pada kesempatan lain. “Saya harap lebih banyak lagi acara seperti ini, mengundang lebih banyak narasumber dari berbagai profesi. Saya juga berharap hasil diskusi dapat diterapkan langsung di lapangan,” terangnya. 

Masih banyak keseruan diskusi, workshop, hingga festival pada ICAS 13. Seluruh rangkaian kegiatan dapat terakses melalui laman https://icas13.eventscribe.net/ dan instagram @aiioc.unair.

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Edwin Fatahuddin