Universitas Airlangga Official Website

Diskusi ICAS Bahas Arti di Balik Waiting Room

Peserta Diskusi Memperhatikan penyampaian materi diskusi yang dibuka oleh Siqi Tu pada Diskusi ICAS di Gedung Pasca Sarjana UNAIR (sumber: tim ICAS)

UNAIR NEWS – Ruang tunggu atau waiting room adalah tempat bertemunya banyak orang dari segala latar belakang. Namun, dalam berbagai kesempatan ruang tunggu atau waiting room dapat digunakan sebagai sarana untuk berbagi dan memberikan benefit bagi sesama orang yang berada di ruang tunggu. 

Tema tersebut kemudian menjadi pembahasan pada salah satu diskusi ICAS 13 yang berlansung di di Gedung ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B, Universitas Airlangga (UNAIR) pada Selasa (30/7/2024). Diskusi bertajuk “Humanities Across Borders” disampaikan oleh Siqi Tu seorang research fellow di Max Planck Institute for Social Anthropology.

Siqi menyampaikan bahwa ruang tunggu tidak hanya tempat untuk mengantri saja. Ruang tunggu adalah tempat di mana kita bisa mendapatkan banyak relasi dan berkomunikasi dengan sesama. Komunikasi itu yang membuat setiap orang yang berada di ruang tunggu dapat membangun interaksi tanpa adanya batasan. 

“Pada ruang tunggu banyak orang yang bertemu satu sama lain. Dalam keadaan menunggu mereka tidak hanya duduk dan berdiam diri. Mereka akan melakukan interaksi dengan semua orang yang berada di ruang tunggu sehingga mereka dapat produktif. Mulai dari mendiskusikan hal penting seperti politik dan lainnya,” ungkapnya.

Ketika melakukan observasi di sekitar Surabaya, Siqi menemukan bahwa dalam sebuah antrian masyarakat dapat saling bersosialisasi. ”Saya melihat ada dua orang yang bersosialisasi ketika mereka melihat motor lewat dan mereka dapat berbincang dengan satu sama lain dengan baik,” jelasnya. 

Siqi menjelaskan bahwa ketika berpikir untuk dapat melakukan hal yang produktif dan efektif pada ruang tunggu, kita dapat menemukan dan mengumpulkan berbagai macam cerita. “kita dapat mengumpulkan banyak cerita dalam ruang tunggu dengan melakukan perbincangan dan bersosialisasi dengan sesama,”tambahnya

Ia menjelaskan bahwa sebuah perbincangan dapat mengubah ruang dan dapat menciptakan hubungan dengan dunia sekitar. “kita telah menunjukan bahwa dialog yang kita lakukan dengan pengetahuan akan dapat mengubah apa yang terjadi, seperti halnya pendingin ruangan, kita akan mengubahnya dan terhubung dengan dunia,” jelasnya

Dalam kesempatan itu, Siqi juga menyampaikan bahwa manusia harus dapat memahami bagaimana cara memanfaatkan ruang, mengubahnya, dan memahami makna yang ada di dalamnya. ”Kita harus memahami bagaimana gerak dari manusia dapat memanfaatkan ruang, sehingga dapat menciptakan makna,” terangnya.

Penulis : Ahmad Hanif Musthafa

Editor : Edwin Fatahuddin