Universitas Airlangga Official Website

Soroti Hak Pendidikan di Gaza, SJP UNAIR dan SJP ITS Gelar Diskusi Terbuka

Kegiatan Diskusi Terbuka yang diselenggarakan SJP UNAIR x SJP ITS. Taman Perpustakaan Kampus Dharmawangsa - B Universitas Airlangga (Foto: Dok. Panitia)

UNAIR NEWS – Ketegangan yang terjadi di jalur Gaza akibat serangan Israel terhadap Palestina hingga kini tidak kunjung usai. Hal ini mengundang atensi masyarakat dunia, tak terkecuali bagi Student for Justice in Palestine (SJP) Universitas Airlangga (UNAIR). Bersama SJP Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), SJP UNAIR gelar diskusi terbuka mengenai hak pendidikan di Gaza. Diskusi ini berlangsung pada Jumat (27/9/2024) di Taman Perpustakaan Kampus Dharmawangsa-B dengan mengajak para mahasiswa untuk peduli terhadap isu tersebut.

Ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina tidak lepas dari berbagai stigma yang menghampiri. “Saya ingin garis bawahi dan menekankan isu penjajahan Palestina ini bukan isu agama, tetapi isu kemanusiaan. Gerakan membela Palestina masih terstigma bahwa hal ini ada di bawah naungan aktivis agama atau kerohanian. Ini yang perlu kita benarkan mengenai pandangan dari orang lain atau pandangan yang terlalu eksklusif,” ujar Ahdaf selaku ketua pelaksana.

Upaya untuk mendukung Palestina harus lebih inklusif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk akademisi. Akademisi berperan penting untuk peduli terhadap isu ini terutama menyangkut hak pendidikan di Gaza yang terampas. Privilese akademisi tentunya harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Khususnya untuk mencari informasi mengenai isu ini sebagai bentuk kepedulian terhadap hak pendidikan di Gaza.

Eksistensi SJP beserta gelaran diskusi ini bertujuan untuk mengundang mahasiswa agar lebih peduli. Butuh konsistensi dan totalitas dalam menyuarakan isu ini khususnya di kalangan mahasiswa. Melihat gelombang internet yang begitu cepat di kalangan mahasiswa, isu Palestina kerap kali hanya dianggap sebagai isu musiman. “Melihat kesadaran mahasiswa tentang isu yang terjadi di Palestina mulai menurun, kami merasa sangat perlu untuk mengadakan kegiatan ini,” kata Ahdaf.

Akhir diskusi menghasilkan empat komitmen SJP untuk menyuarakan isu Palestina. Yaitu pengadaan konferensi multidisiplin, pendekatan personal untuk menyuarakan Palestina, konsistensi konten di sosial media, dan penggunaan atribut Palestina untuk menyebarkan awareness.

Komitmen pada diskusi terbuka kali ini harapannya dapat dijalankan mahasiswa di kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk kepedulian, bukan hanya suara, tetapi aksi nyata juga perlu untuk menyebarkan isu ini. “Kami berharap setelah adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat konsisten untuk terus menyuarakan isu palestina di kampus,” tutur Ahdaf. 

Penulis: Yang Ramadia Nurya Syifa

Editor: Yulia Rohmawati