FIB NEWS – Rabu (11/09/2024) menjadi akhir dari rangkaian kegiatan SINESTESIA 2024. SINESTESIA sendiri merupakan buah dari hasil kolaborasi antar kementerian Kajian Isu dan Aksi Strategis (KASTRAT) dan kementerian Akademik dan Prestasi (AKPRES) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (BEM FIB UNAIR).
Tahun 2024 merupakan tahun kedua SINESTESIA, yang mana membuat kegiatan ini terhitung masih baru di lingkungan Universitas Airlangga. Meskipun begitu, acara yang berlangsung mulai tanggal 9 – 11 September 2024 ini tetap berhasil menuai banyak antusiasme dan respon positif dari kalangan umum, maupun civitas akademik UNAIR.
SINESTESIA bagaikan angin segar yang membawa suasana baru di kawasan UNAIR. Mulai dari bazar dengan berbagai macam tenant menarik, Bibliovalley yang menawarkan banyak jenis dan variasi buku dengan harga terjangkau, hingga kegiatan INFEST yang mana merupakan diskusi publik terkait isu-isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang masih menjadi persoalan penting di masa kini. Bahkan pada hari terakhirnya, SINESTESIA sukses ditutup dengan penampilan-penampilan apik dari Teater Gapus dan Komunitas Titik Nol yang memikat perhatian pengunjung.
Icha Aida, mahasiswi program studi S1 Bahasa dan Sastra Inggris UNAIR, sekaligus penanggung jawab divisi acara dari SINESTESIA 2024 mengungkapkan kelegaannya pasca acara berlangsung. Sebagai seseorang di balik konsep acara SINESTESIA tahun ini dan juga bagian dari panitia SINESTESIA tahun lalu, ada kekhawatiran tersendiri saat tahu bahwa acara akan berlangsung di Amphitheater yang dinilai memiliki banyak kekurangan dari segi keamanan dan kenyamanannya. Namun kekhawatirannya itu terbantahkan pada saat acara berlangsung.
“Tapi ternyata, saat hari-H itu cukup luar biasa. Dari sisi panitia yang selalu sigap selama acara berlangsung, maupun dari sisi pengunjung yang cukup massive dan ramai.” Tutur Icha saat menyampaikan kesan dan apresiasinya bagi para peserta dan panitia lainnya.
“Mungkin karena lokasinya yang strategis, ya. Jadi pengunjung yang datang sangat beragam. Dan itu keren sih, bahkan di balik kekurangan dan kendala yang ada, berdasarkan data registrasi, pengunjung yang datang bisa menyentuh angka yang terbilang banyak, yaitu hingga 500 orang setiap harinya,” lanjut Icha kemudian.
Icha menjelaskan bahwa ia turut senang mendengar respon positif dari para pengunjung, pihak penerbit yang terlibat, dan tak lupa juga para pemateri yang turut diundang dalam memeriahkan acara. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, meski rangkaian acara SINESTESIA terbuka untuk khalayak umum, dapat ditemukan juga beberapa mahasiswa internasional ikut berbaur dalam kerumunan pengunjung dan turut aktif berpartisipasi dalam diskusi publik.
“Harapan aku pribadi, dan mungkin mewakili beberapa teman-teman lainnya, jika tahun depan ada SINESTESIA lagi, mungkin pesannya adalah belajar dari beberapa kesalahan yang terjadi di tahun ini. Pun kalau bisa juga belajar dari SINESTESIA tahun sebelumnya. SINESTESIA tahun ini memang sudah bagus, tapi bukan berarti kita harus berpuas diri karena masih banyak banget hal-hal yang perlu diperbaiki dan di-improve lebih jauh lagi agar SINESTESIA tahun depan bisa jauh lebih baik dan melampaui tahun-tahun sebelumnya.” Pungkas Icha di akhir.
Penulis: Audrey Itsnina Azzahra