Universitas Airlangga Official Website

Dosen Administrasi Publik UNAIR Bersama Akademisi Australia dan Afrika Selatan Kembangkan Desa Binaan

Foto bersama dengan peserta (foto: tim pengmas)

Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) tahun kedua kembali berlanjut di Dusun Jepang, Desa margomulyo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur. Program ini merupakan kolaborasi antara dosen Program Studi Administrasi Publik Universitas Airlangga, Sulikah Asmorowati, S Sos M DevSt PhD bersama Dr Violeta Schubert dari University of Melbourne, Australia, dan Dr Mary Mangai dari University of Pretoria, Afrika Selatan.

Mengusung tema co-production, program ini berfokus pada pengembangan dan pelestarian budaya lokal Masyarakat Samin dari Bojonegoro. Kegiatan tahun ini melibatkan diskusi terarah (FGD) untuk melihat penerapan konsep co-production di masyarakat. Selain itu, juga untuk mendengarkan langsung pendapat serta pengalaman mereka. Melalui pendekatan co-production, masyarakat dan pemerintah desa bekerja sama untuk menciptakan inovasi dan solusi yang mendorong pelestarian budaya Samin.

“Masyarakat sudahh semakin paham mengenai konsep co-production dan mampu menerapkan konsep tersebut untuk melestarikan budaya Samin sekaligus mengenalkannya ke dunia luar,” ujar dosen yang akrab disapa Ika itu.

Kesamaan konsep co-production dengan ajaran samin terlihat dalam bagaimana masyarakat berkolaborasi tanpa mengedepankan ego individu, dan tetap berfokus pada kesejahteraan bersama. Mereka menjaga alam dan budaya sebagai warisan leluhur yang harus masyarakat lestarikan secara gotong royong. Hal ini mencerminkan ajaran Samin, yang mengajarkan kesederhanaan, kepedulian sosial, dan pentingnya menjaga harmoni dalam hidup.

Keberhasilan masyarakat dalam memahami dan menerapkan co-production dapat terlihat dari terselenggaranya Festival Samin setiap tahun sebagai wadah untuk merayakan dan mempromosikan budaya Samin. Adanya pemberdayaan perempuan melalui produksi batik Obor Sewu khas Samin, serta terjalinnya kolaborasi yang luas dengan berbagai stakeholder dan akademisi.

“Pemerintah desa dan masyarakat sudah sangat paham akan pentingnya keberlanjutan budaya Samin ini. Mereka memegang teguh prinsip gotong royong untuk mewujudkan kelestarian budayanya. Nilai-nilai dari ajaran Samin mendorong pemerintah desa dan masyarakat bekerja sama dengan baik,” ujar Ika.

Pada akhirnya, Ika berharap kegiatan pengmas ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat lebih luas. Terutama untuk pengembangan potensi lokal yang lain dengan cara yang inklusif, dan partisipatif. Dengan demikian warisan budaya bangsa dapat terus terjaga, sembari mendorong kesejahteraan masyarakat desa.

Penulis: Tim Pengmas Administrasi Publik