Universitas Airlangga Official Website

Gagas Restorasi Terumbu Karang, Tim PKM-GFT UNAIR Bawa Pulang Medali Emas PIMNAS

Tim PKM-GFT UNAIR yang menggagas restorasi terumbu karang mendapat medali emas untuk kategori lomba poster PIMNAS ke-37 (Foto: PKIP UNAIR)
Tim PKM-GFT UNAIR yang menggagas restorasi terumbu karang mendapat medali emas untuk kategori lomba poster PIMNAS ke-37 (Foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) sukses menyelenggarakan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37. Salah satu momen yang paling ditunggu adalah malam puncak dan pengumuman pemenang dari berbagai kategori lomba. Lomba poster, baik PIMNAS maupun Non-PIMNAS, menjadi salah satu kategori yang bergengsi yang diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Lomba poster tersebut tidak hanya menguji kemampuan peserta dalam merancang poster yang menarik, tetapi juga menantang mereka untuk menyederhanakan ide-ide ilmiah yang kompleks agar mudah dipahami. Pemenang lomba poster tidak hanya membawa pulang penghargaan, tetapi juga cerita inspiratif di balik usaha mereka.

Salah satu pemenang yang mencuri perhatian adalah tim dari UNAIR yang berhasil meraih medali emas dalam kategori poster PIMNAS PKM Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT). Tim PKM-GFT UNAIR terdiri dari lima anggota yang berasal dari fakultas berbeda yang berkolaborasi untuk mengikuti PIMNAS yaitu Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin.

Bersama timnya, Tsabitah Rif’ah Nur Rahmah berhasil meraih medali emas. Mereka mengusung tema “Reefstorationbot: Sistem Pemulihan Terumbu Karang Berbasis Unmanned Underwater Vehicles dan Internet of Things Sebagai Solusi Mempercepat Restorasi Ekosistem Terumbu Karang”. Inovasi itu fokus pada pemulihan ekosistem terumbu karang yang menjadi isu penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut.

Tsabitah menjelaskan bahwa strategi utama ia dan tim lakukan untuk meraih hasil maksimal dalam lomba adalah dengan memahami buku pedoman PIMNAS secara menyeluruh. Baginya, keterampilan membaca secara luas menjadi kunci untuk memperluas wawasan dan memahami konteks penelitian yang mereka lakukan. Selain itu, memenangkan kompetisi seperti PIMNAS membutuhkan persiapan matang, termasuk konsultasi dengan para ahli. 

“Kami juga tidak ragu untuk bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman. Itu membantu kami mendapatkan pandangan baru dan menyempurnakan karya kami,” jelas Tsabitah dalam wawancaranya pada Jumat (18/10/2024).

Tantangan dan Harapan

Meski menghadapi tantangan di mana jurusan yang mereka tekuni tidak terkait langsung dengan ekosistem terumbu karang, Tsabitah dan tim mampu mengatasinya dengan kemauan belajar dan bantuan dari rekan-rekan yang memahami bidang tersebut. “Kami harus banyak belajar dari awal, tapi itu adalah bagian dari proses,” ujarnya.

Ke depan, Tsabitah berharap penelitian yang mereka kembangkan itu bisa terus berkembang dan membawa dampak yang lebih besar. Timnya berencana untuk mengikuti kompetisi lain, bahkan hingga ke tingkat internasional. “Kami ingin membawa Reefstorationbot ke tingkat yang lebih tinggi. Karena ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang memberikan solusi nyata bagi lingkungan,” pungkasnya. 

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Yulia Rohmawati