UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) senantiasa mendukung pengembangan potensi mahasiswa melalui berbagai program magang. Salah satunya adalah program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja.
Nurul Mukaromah, mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR, turut memanfaatkan peluang tersebut. Ia berhasil lolos MSIB Batch 7 dan berkesempatan magang di Kalbe Nutritionals (Kalbe Nutritionals Internship Program) tepatnya pada divisi business and sales pada posisi modern trade.
Kedua Kali
Menariknya, magang kali ini adalah kali kedua Nurul mengikuti program MSIB. Sebelumnya, ia telah menjalani magang di sebuah perusahaan rintisan (start-up) melalui MSIB Batch 5.
“Saat batch 5, aku magang di start-up. Jadi, aku sudah merasakan bagaimana budaya kerja di sana. Selagi aku belum lulus, aku ingin mencoba berkarir di korporat. Terutama di industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Yang memang sudah lama menjadi minatku. Dengan begitu, aku bisa membandingkan budaya kerja di start-up dan korporat serta menentukan mana yang lebih cocok untuk karierku ke depan,” ungkapnya.
Selama magang di Kalbe Nutritionals, Nurul berkontribusi dalam proyek Analisis Item Performance Review (IPR) dan juga memantau pangsa pasar. Ia bertanggung jawab untuk menganalisis performa penjualan suatu produk.
“Dengan aku menganalisis performa penjualan, perusahaan bisa tahu produk mana yang underperform dan apa penyebabnya. Kalau performanya menurun, perusahaan bisa mengambil tindakan untuk memperbaikinya dan mencegah produk tersebut terhapus dari pasar,” ujarnya.
Eksplorasi Bidang Bisnis
Meski berlatar belakang sebagai mahasiswa bahasa dan sastra Inggris, hal ini tidak membatasi Nurul untuk mengeksplorasi bidang lain, terutama bisnis. Ketertarikannya pada dunia bisnis muncul setelah mengikuti berbagai kursus dan pelatihan di waktu luang. “Menurutku, berganti bidang karier dari jurusan yang berlatar belakang berbeda masih sangat mungkin terjadi, dan aku ingin membuktikan bahwa hal tersebut bisa aku lakukan,” tuturnya.
Tentu saja, Nurul menghadapi tantangan. Berada di bidang bisnis yang berbeda jauh dari sastra membuatnya harus menyesuaikan diri dengan memahami berbagai istilah baru. Menurutnya, Istilah-istilah tersebut juga tidak mudah Ia temukan di internet.
“Tips dariku untuk menyesuaikan diri di dunia kerja adalah dengan menjadi seperti gelas kosong. Maksudnya, kita harus siap belajar dan mengisi diri dengan ilmu baru. Jangan merasa sudah tahu segalanya. Di dunia kerja, baik di startup maupun korporat, kita harus tetap belajar dan bertanya ketika tidak tahu sesuatu. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah menyesuaikan diri dan berkembang,” pungkasnya.
Penulis: Nadia Azahrah Putri
Editor: Yulia Rohmawati