VOKASI NEWS – Sirosis hepatis adalah tahap akhir proses terbentuknya jaringan parut di hati secara terus-menerus menggantikan sel-sel hepatosit yang sehat. Proses tersebut terjadi akibat respon dari terjadinya cedera kronis pada hati. Penyakit ini di negara berkembang umumnya disebabkan oleh Hepatitis B Virus (HBV) dan Hepatitis C Virus (HCV). 

Pada tahun 2016, World Health Organization (WHO) menyatakan sebesar 51,1% pria dan 27,1% wanita dari 100.000 populasi meninggal akibat sirosis hepatis di Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa penyakit ini beserta komplikasinya masih menjadi masalah kesehatan yang sulit diatasi di Indonesia karena angka kematiannya yang tinggi. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar SGOT, SGPT, dan albumin dalam darah bisa menjadi acuan untuk mendiagnosis sirosis hepatis.

Hasil Penelitian Kasus Sirosis Hepatis di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan teknik pengambilan data berupa purposive sampling, kemudian dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data sekunder berasal dari data rekam medik hasil pemeriksaan kadar SGOT, SGPT, dan albumin pada pasien sirosis hepatis di RSUD dr. Mohamad Soewandhie tahun 2023 sejumlah 72 sampel. Pengambilan data dilakukan pada Mei sampai dengan Juli 2024. Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil data sebagai berikut: 

1. Pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak 52 orang (72%) daripada perempuan hanya 20 orang (28%). Pasien paling banyak dari kelompok lansia (46-65 tahun) sejumlah 50 orang (69%).

2. Kadar SGOT pasien mayoritas meningkat melebihi nilai normal. 

3. Kadar SGPT pasien hanya sebagian kecil yang meningkat.

4. Kadar albumin pasien mayoritas rendah di bawah nilai normal. 

Hasil penelitian ini telah dipresentasikan dengan baik pada sidang tugas akhir di hadapan para dosen penguji. Selain untuk memenuhi mata kuliah Tugas Akhir, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai penyakit sirosis hepatis.

BACA JUGA: Pentingnya Menggunakan Strategi Komunikasi Pemasaran di Media Sosial Instagram

***

Penulis: Elza Deviyanti Putri

Editor: Puspa Anggun Pertiwi