Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FIB Raih Juara 1 Kejuaraan Jujitsu se-Asia Tenggara

Deri Bayu Setiawan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR meraih Juara 1 Kumite Reguler A dalam Kejuaraan Jujitsu UNESA Open XVIII se-Asia Tenggara (Foto: Istimewa)
Deri Bayu Setiawan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR meraih Juara 1 Kumite Reguler A dalam Kejuaraan Jujitsu UNESA Open XVIII se-Asia Tenggara (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukir prestasi membanggakan. Deri Bayu Setiawan berhasil meraih juara satu kumite reguler A dalam Kejuaraan Jujitsu UNESA Open (KJUO) XVIII se-Asia Tenggara. Perlombaan tersebut berlangsung pada Rabu (20/10/24) di Gedung Serba Guna Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Kampus Ketintang, Surabaya. Perlombaan tersebut adalah acara tahunan dari Unit Kegiatan Mahasiswa Institut Jujitsu Indonesia UNESA. 

Mahasiswa yang akrab disapa Deri itu menyatakan beberapa hal yang membuat kompetisi ini berbeda dengan kompetisi lain. Salah satunya adalah perbedaan kelas bertanding. “Nah kalau di UNESA sendiri ini dari tahun ke tahun ada kelas kumite reguler seperti yang saya ikuti kemarin,” ucapnya.

Deri juga menjelaskan mengenai kumite reguler, yang jika digambarkan seperti pertandingan MMA (Mixed Martial Arts). Yaitu olahraga pertarungan kontak penuh yang menggabungkan teknik dari berbagai olahraga pertarungan. “Ada pukulan, tendangan di bawah, masih boleh mukul dan lain sebagainya. Bedanya, di peraturannya tidak boleh memukul area kepala,” ujar Deri. 

Persiapan menuju perlombaan jujitsu tentu tak lepas dari mempersiapkan kekuatan fisik. Karena fisik yang prima adalah hal yang terpenting untuk bekal menuju pertandingan. “Sehari-hari biasanya lompat tali, lari di sekitar kos, di lapangan KONI dan angkat beban untuk menstabilkan otot,” kata Deri. 

Sebagai seseorang yang sudah bergelut di dunia jujitsu sejak SMP, Deri mengatakan bahwa ia sudah terbiasa dengan atmosfer perlombaan yang berpengaruh terhadap kesiapan mental. “Tapi meski begitu, tetap harus ada persiapan mental. Walaupun sebenarnya, itu semua dipengaruhi oleh jam terbang,” imbuhnya. 

Dalam keterangannya, Deri menerangkan bahwa prestasinya di kegiatan nonakademik menjadi salah satu penunjang di bidang akademik. Dari sudut pandangnya sebagai pecinta olahraga, Deri merasa olahraga berhasil menjadi salah satu pengontrol emosi sehari-harinya. 

“Kalau sudah suntuk, saya lari ke olahraga buat sekadar meningkatkan semangat. Kadang saya juga menemukan titik terang dari jalan buntu ketika berpikir. Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,” tegasnya. 

Pada akhir, Deri menceritakan bahwa kompetisi ini merupakan kali pertama yang ia ikuti di tahun 2024 setelah beberapa bulan vakum. “Kejuaraan Jujitsu UNESA Open ini menjadi jam terbang pertama untuk saya mengembalikan performa yang saya miliki dahulu. Harapannya, ini bisa menjadi bekal menuju kompetisi yang jauh lebih bergengsi,” pungkas Deri. 

Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika

Editor: Yulia Rohmawati