Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Borong Medali dalam Kompetisi Business Plan Nasional

Tim UNAIR meraih medali emas pada cabang lomba esai subtema pertanian dan pangan (Foto: Dok. tim)
Tim UNAIR meraih medali emas pada cabang lomba esai subtema pertanian dan pangan (Foto: Dok. tim)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali meraih prestasi membanggakan. Kali ini dua tim UNAIR menyabet medali emas dan perunggu dalam lomba Edutalk Fair Competition Essay dan Business Plan Nasional 2024 di Universitas Brawijaya dalam dua subtema di cabang lomba business plan pada Minggu (13/10/24).

Tim pertama yang bertanding pada kompetisi ini beranggotakan Rizky Rhamadani (FPK), Sanjati Nugroho (FPK), Farhan Putra Mahardika (FISIP) dan Andhien Julianne Saputri (FEB). Tim ini berhasil menyabet medali emas dalam subtema pertanian dan pangan yang

Sementara itu, tim kedua yang beranggotakan Firman Maulana Barokah (FPK), Sanjati Nugroho (FPK), Andhika Bagus Ramdhani (FEB), Andhien Julianne Saputri (FEB) dan Radya Ananda Ramadhany (FEB) berhasil meraih medali perunggu dan nominasi best idea pada business plan dengan tema gizi dan kesehatan.

Firman mengatakan dalam lomba ini kedua tim membawa inovasi yang baru dan segar untuk dilombakan. Inovasi tersebut dikemas dalam model business plan. Dalam subtema pertanian dan pangan inovasi pupuk cair dari cangkang kerang dara untuk tanaman agrikultur menjadi solusi untuk langkanya pupuk organik dalam agrikultur.

Sedangkan pada subtema gizi dan kesehatan dengan inovasi permen jelly dari ekstrak tulang ikan bandeng dan tambahan tepung singkong yang mengandung kalsium tinggi. Hal ini tentunya mereka pilih bukan tanpa sebab. Kandungan gizi bahan dasarnya yang baik untuk pencegahan stunting. 

Tim UNAIR meraih medali perunggu dan best idea cabang lomba esai subtema gizi dan kesehatan (Foto: Dok. tim)
Tim UNAIR meraih medali perunggu dan best idea cabang lomba esai subtema gizi dan kesehatan (Foto: Dok. tim)

“Inovasi yang kami gagas dalam lomba ini kami pilih karena adanya problematika di masyarakat terkait kelangkaan pupuk dan tingginya penyakit stunting. Kami mencoba untuk memberikan solusi dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemui. Sehingga dalam praktik ke depannya dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat,” ungkapnya.

Firman mengatakan bahwa dalam mengikuti lomba ini, kedua tim mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Mulai dari bertemu dengan teman baru, pengalaman berkompetisi secara nasional dan juga bekerja secara berkelompok dengan orang lain. Meskipun dengan berbagai kesibukan dan kepribadian yang berbeda.

“Kami merasa senang dan bangga dapat melaju sampai ke tahap ini. Tidak mudah proses di balik semua ini, tapi proses inilah yang membuat kami dapat meningkatkan value kami,” kata Firman.

“Jangan pernah lelah dalam mencoba. Carilah pengalaman sebanyak mungkin dan bila gagal jangan menyerah. Jadikan kegagalan sebagai pemacu diri agar dapat bersemangat dalam meraih keberhasilan,” tutupnya.

Penulis: Rifki Sunarsis Ari Adi

Editor: Yulia Rohmawati