Universitas Airlangga Official Website

TIM Pengmas UKM Penalaran Dorong wujudkan SDGs 2030 di Madura

Kegiatan pengmas SDGs UKM Penalaran di Madura (Foto: Istimewa)
Kegiatan pengmas SDGs UKM Penalaran di Madura (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) UKM Penalaran Universitas Airlangga (UNAIR) meluncurkan inisiatif inovatif di Desa Jukong, Bangkalan, Madura. Inovasi tersebut untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Terdapat dua program strategis, yaitu Gelora (Gerakan Lingkungan Organik dengan Maggot dan Eco Enzyme) dan Tangkas (Tanggap Kesehatan Seksual dan Anti Stunting). Melalui program tersebut, UKM Penalaran berkomitmen memberikan solusi atas permasalahan lingkungan dan kesehatan yang dihadapi masyarakat setempat.

Sasaran dari program ini adalah masyarakat Desa Jukong, khususnya ibu-ibu, yang berperan penting dalam pengelolaan rumah tangga dan kesehatan keluarga. Di desa ini, permasalahan utama yang masyarakat hadapi adalah tingginya volume sampah organik. Untuk mengatasi masalah ini, program Gelora berfokus pada pengolahan sampah organik. Dengan menggunakan maggot (larva Black Soldier Fly) untuk menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi.

“Melalui program ini, kami berharap dapat mengurangi timbunan sampah organik dan memberdayakan ibu-ibu di Desa Jukong. Kami menargetkan keterlibatan minimal 30 ibu rumah tangga dalam proses produksi pupuk ini,” ujar Ketua Tim Pengmas UKM Penalaran UNAIR.

Kegiatan ini harapannya memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat. “Dengan menghasilkan pupuk dari limbah, masyarakat tidak hanya dapat mengurangi biaya pembelian pupuk kimia. Tetapi juga dapat menjual pupuk organik, yang akan meningkatkan pendapatan mereka,” tambah Raisa.

Selain isu lingkungan, program Tangkas juga berfokus pada kesehatan masyarakat dengan memberikan edukasi tentang kesehatan seksual dan pencegahan stunting kepada ibu-ibu dan remaja. Program ini menyasar kader-kader posyandu desa setempat. Dengan peserta 30 dari kalangan ibu-ibu dan remaja yang memiliki potensi untuk mempengaruhi generasi muda di Desa Jukong.

“Kita ketahui Prevalensi stunting di Kabupaten Bangkalan per akhir tahun 2022 terdata sebanyak 1.931 balita (Pemerintah Kabupaten Bangkalan, 2023). Sehingga kami menyadari bahwa kebanyakan masyarakat  kurang mendapatkan informasi tentang kesehatan dan gizi, sehingga program ini sangat relevan dan penting,” jelas Raisa.

Shofiya Ayu Hilda mahasiswi FKM UNAIR, salah satu narasumber program, menekankan, “Edukasi tentang kesehatan seksual dan gizi yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan anak dan mencegah kekerasan seksual. Dengan pengetahuan ini, harapannya ibu-ibu dapat lebih bijak dalam mendidik anak-anak mereka.”

Program ini harapannya memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Dengan melakukan pendekatan pendidikan yang berkesinambungan, harapannya pengetahuan dan keterampilan yang masyarakat peroleh dapat teraplikasikan secara mandiri. Tim Pengmas UKM Penalaran UNAIR juga berencana untuk melakukan evaluasi berkala dan pelatihan lanjutan agar masyarakat tetap memiliki akses dan dukungan dalam penerapan program ini.

“Kami berharap program Gelora dan Tangkas dapat menjadi contoh pengabdian masyarakat yang inovatif dan solutif dalam menangani isu-isu krusial di Desa Jukong, serta mendukung pencapaian SDGs 2030,” pungkas Raisa.

Penulis: Shofiyatul Izzah

Editor: Yulia Rohmawati