UNAIR NEWS – Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang dapat menimbulkan komplikasi serius. Terutama pada kelompok lansia yang cenderung lebih rentan. Menyoroti hal ini, mahasiswa Program Alih Jenis Angkatan B26 Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar pengabdian masyarakat (pengmas). Pengmas tersebut berfokus pada edukasi pencegahan dan manajemen diabetes bagi lansia.
Pengmas yang mengusung tajuk “Sahabat Diabetes: Cegah dengan CERDIK, Kelola dengan PATUH” itu sukses terlaksana pada Minggu (3/11/2024). Kegiatan ini terselenggara di Balai RW 06 Kalijudan Surabaya, serta melibatkan 30 peserta dari kalangan lansia. Dosen FKp UNAIR, Arina Qona’ah SKep Ns MKep dan Herdina Mariyanti SKep Ns MKep PhD turut hadir sebagai fasilitator kegiatan.
Cegah Diabetes secara Mandiri
Achmad Lutfiyadi, ketua pelaksana kegiatan tersebut menjelaskan bahwa pengmas itu bertujuan memberikan pemahaman kepada lansia. Terutama mengenai pencegahan dan pengelolaan diabetes secara mandiri. Mengawali kegiatan, peserta melakukan senam bersama.
Kegiatan berlanjut dengan sesi penyampaian materi seputar konsep dasar mengenai diabetes dan manajemennya secara mandiri untuk lansia. Lebih lanjut, Lutfi mengungkapkan bahwa mahasiswa tak hanya sekadar memberikan edukasi. Akan tetapi, juga memandu peserta untuk mempraktikkan senam kaki.
“Kami ingin para lansia lebih sadar akan pentingnya pola hidup sehat untuk mencegah risiko diabetes. Oleh karena itu, kami menyampaikan materi secara interaktif dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh lansia. Selain itu, kami juga melibatkan peserta dalam praktik senam kaki diabetes. Sehingga mereka dapat mempelajarinya dan menerapkannya secara mandiri di rumah,” ujarnya.
Lutfi menambahkan bahwa para lansia juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis. Pemeriksaan tersebut mencakup pengukuran antropometri, tensi darah, dan gula darah guna memantau kondisi kesehatan lansia.
Makna dan Harapan
Salah satu peserta, Edi Mulyono, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program ini. Edi menilai bahwa program ini bermanfaat bagi pra-lansia dan lansia untuk memahami kiat-kiat dalam mencegah risiko diabetes.
“Saya merasa bersyukur karena mendapatkan tambahan pengetahuan. Materi yang disampaikan sangat bagus dan langsung pada intinya, sehingga mudah kami ingat. Lewat program ini, saya berharap para lansia tetap sehat, tangguh, dan mandiri. Jadi, kita tidak hanya duduk termenung atau bergantung pada anak. Tetapi juga harus sadar akan kesehatan kita sendiri,” tutur lansia 77 tahun itu.
Lutfi, selaku ketua pelaksana program, berharap kegiatan ini dapat membantu lansia mengurangi risiko komplikasi dengan menerapkan pola hidup sehat secara mandiri. “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan lansia dalam mengelola diabetes. Sehingga para lansia pun turut menanamkan kebiasaan hidup sehat dan risiko komplikasi penyakit akibat diabetes di kalangan lansia bisa berkurang,” pungkasnya.
Penulis: Raissyah Fatika
Editor: Yulia Rohmawati