Universitas Airlangga Official Website

Talkshow BEM UNAIR, Ajak Mahasiswa Pandang Sisi Positif Organisasi 

Probo Darono Yakti SHubInt MHubInt memberi materi pada talkshow BEM UNAIR, pada Minggu (3/11/2024). (Foto: Dok Panitia)

UNAIR NEWS –  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar talkshow bertajuk Pola Pikir Mahasiswa terhadap Organisasi. Acara talkshow berlangsung di Maleo Hall, Gedung Medang, Kampus Dharmawangsa-B, UNAIR, pada Minggu (3/11/2024). Kegiatan itu terselenggara dalam upaya mengedukasi mahasiswa terkait pentingnya pola pikir positif dan konstruktif dalam berorganisasi.

Acara sukses menarik antusiasme mahasiswa dari berbagai fakultas dan masyarakat umum untuk mengikuti kegaiatan. Wardatun Nusur, selaku ketua pelaksana, menyampaikan bahwa talkshow ini penting untuk menanamkan pemahaman tentang peran organisasi dalam pengembangan diri mahasiswa. “Saya berharap talkshow ini bisa membuka pola pikir mahasiswa terhadap organisasi secara positif agar terus aktif berorganisasi di dalam dan luar kampus,” tuturnya. 

Talkshow menghadirkan dua pembicara inspiratif, yaitu dosen sekaligus alumnus FISIP UNAIR, Probo Darono Yakti SHubInt MHubInt dan Esther Lubis SH yang merupakan content creator sekaligus founder of Produktifkuy. Kedua pembicara berbagi bagaimana pengalaman berorganisasi semasa kuliah mempengaruhi perjalan karier mereka. Keduanya juga mengungkap peran organisasi saat ini di kalangan mahasiswa. 

Dalam sesi pertama, Probo berbagi pengalaman pentingnya berorganisasi untuk belajar mengenali sekitar. “Teman-teman tidak perlu ragu, khawatir, dan bimbang, kalau berorganisasi akan ketemu orang-orang yang tidak baik. Semua orang itu baik. Kalaupun mereka kontra, ambil pelajaran bahwa kita berdinamika, berkembang, dengan mempelajari karakter orang lain. Itu semua bisa kita dapat ketika mengikuti organisasi,” ujarnya. 

Talkshow menyajikan diskusi aktual yang menyoroti makna organisasi, saat ini banyak yang melihat bahwa organisasi hanya terkesan seremonial. Probo menyatakan ada perbedaan pola pikir generasi dulu dan sekarang. “Dunia luar menuntut teman-teman setelah lulus akan kerja. Jadi lebih realistis melihat sesuatu dari sisi praktis. Tidaklah salah menunjukkan capaian individual di CV, namun secara kelompok juga harus jalan bersamaan,” tuturnya. 

Foto bersama peserta talkshow di Maleo Hall, Kampus Dharmawangsa-B, pada Minggu (3/11/2024). (Foto: Dok Panitia)

Beberapa perguruan tinggi termasuk UNAIR telah menerapkan sistem Satuan Kredit Prestasi (SKP) untuk mengukur capaian serta partisipasi mahasiswa dalam akademik dan non-akademik. Kendati demikian, sistem itu masih menemui pro dan kontra. 

“Organisasi untuk mendapatkan SKP ada plus dan minus. Plus-nya teman-teman berpikir cara meningkatkan SKP dengan aktif ikut berbagai kegiatan, tetapi sisi lain, terjadi satu hal yang sifatnya lebih ke transaksional. Terlepas itu, selama membawa manfaat, lanjutkan,” tutur Dosen FISIP UNAIR itu.

Senada dengan Probo, pembicara lainnya Esther menyatakan setuju dengan pemberlakuan sistem SKP. Esther juga mengajak mahasiswa untuk tetap konsisten dan tanggung jawab terhadap pilihan berorganisasi sehingga dapat mengambil manfaat alih-alih berakibat toxic. 

“Kalau kalian melakukan sesuatu, minimal harus mendapat tiga hal; kalau nggak uang, teman atau koneksi, dan ilmu. Setting organisasi dan goals-mu sesuai kariermu,” ucap Alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu.

Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah

Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra