UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) konsisten dalam tunjukkan komitmennya mencapai world class university. Kali ini, upaya tersebut tercermin dalam penyelenggaraan program staff exchange. Acara tersebut bertajuk “Development for Understanding and Experience Abroad” dan berlangsung pada Selasa (22/10/2024) hingga Rabu (30/10/2024) di Universiti Malaya.
Terdapat sembilan representasi UNAIR yang terlibat dalam program staff exchange. Di antaranya Khoiriningtyas Ayu P dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM); Nimas Diah Putri A D N dari Fakultas Psikologi (FPsi); Vicha Destiar P dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB); dan Nanik Ismi O dari Fakultas Vokasi (FV).
Selanjutnya, dari berbagai departemen hadir pula Sasmitha Anggraeni dari Airlangga Global Engagement (AGE); Yesika Ayu W dari Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP); Metta Karuniawati dari Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP); Dwi Rahayu W dari Pusat Bahasa dan Multibudaya (PUSBA MULYA); dan Sarah Khairunnisa dari Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI).
Eksplorasi menuju Internasionalisasi
Metta, mewakili delegasi staf UNAIR menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi staf. “Tentunya supaya dapat menyukseskan internasionalisasi yang menjadi salah satu tujuan UNAIR,” ujar Metta.
Lebih lanjut, Metta menceritakan bahwa hari-hari exchange-nya berlangsung cukup sibuk. Dalam kurun waktu sembilan hari, ia berkesempatan mengenal lebih jauh seluk beluk Universiti Malaya. Salah satu universitas terbaik di Malaysia beserta program-program unggulannya.
Selain itu, Metta bersama staf lainnya juga mengeksplorasi topik-topik krusial terkait internasionalisasi universitas. Hal tersebut meliputi cross-cultural communication, branding universitas, manajemen risiko pada perguruan tinggi, student mobility, leadership, dan administrasi. Begitu juga dengan optimasi potensi staf melalui pentingnya work-life balance dan upgrading secara berkala.
Menjelang penghujung program, para staf juga berkesempatan mengunjungi beberapa departemen yang ada di Universiti Malaya. “Di sana, kita mempelajari cara kerja masing-masing departemen dengan berinteraksi secara langsung dengan staf yang ada,” imbuhnya.
Upgrading yang Memotivasi
Melalui program tersebut, Metta berpendapat bahwa program besutan UNAIR ini berpotensi tinggi untuk memotivasi para staf. “Di sini, kami mendapatkan insight baru terkait best practices dari segala lini yang telah diterapkan Universiti Malaya. Dan ini berpeluang untuk dapat diadopsi ke manajemen UNAIR,” imbuhnya.
Salah satu di antaranya adalah branding Universiti Malaya yang penerapannya telah berlangsung dalam skala yang lebih masif dan terstruktur, hingga tercermin dalam bangunan kampus. Selain itu, Metta juga mengagumi kesiapsiagaan tim manajemen risiko Universiti Malaya yang sangat efisien dalam menanggapi permasalahan yang menerpa.
Dengan demikian, urgensi pengadaan program serupa semakin tinggi guna menyukseskan internasionalisasi. “Untuk mewujudkan world class university, dukungan senantiasa perlu diberikan kepada seluruh civitas academica untuk meng-upgrade diri. Sebab, seluruh pilar universitas memiliki peran pentingnya masing-masing,” tutup Metta.
Penulis: Zahwa Sabiila Ilman Ramadhani
Editor: Yulia Rohmawati