UNAIR NEWS – Mahasiswa Prodi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) menorehkan prestasi yang membanggakan. Ia adalah M Raka Hadiyan atau akrab dengan panggilan Raka. Raka meraih penghargaan sebagai Juara 1 untuk subtema International Political Security dalam ajang Indonesia Foreign Policy Review (IFPR) ke-11. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Indonesia pada Sabtu (2/11/2024).
IFPR merupakan agenda tahunan yang menyediakan wadah bagi para mahasiswa untuk mempresentasikan temuannya mengenai kebijakan luar negeri Indonesia. Tahun ini, hasil temuan para mahasiswa tersebut akan terbit dalam jurnal mahasiswa Hubungan Internasional. A Decade of Indonesia’s Foreign Policy: Assessing Jokowi’s Tenure and Lessons Learned for the Future menjadi tema dalam kegiatan tersebut.
Angkat Doktrin Poros Maritim Dunia
Sesuai dengan tema kompetisi, Raka mengevaluasi kebijakan luar negeri di era Jokowi dalam bidang international political security. Ia mengangkat doktrin Indonesia sebagai poros maritim dunia yang Jokowi rilis pada 2014 lalu.
“Ini merupakan doktrin militer yang baru dengan tujuan mengangkat derajat maritim Indonesia untuk kemudian bisa bersaing dan memberantas kejahatan kontemporer. Jadi perang yang ada di mindset poros maritim itu bukan lagi perang antar negara, tapi ancaman utama kita itu kejahatan kontemporer,” tutur Raka.

Raka menyoroti sulitnya mengubah doktrin suatu negara, terlebih Indonesia telah lama mempersepsikan ancamannya sebagai konflik antar negara. Hal itu ia jadikan permasalahan utama dalam tulisannya. Menurutnya, Indonesia masih perlu kembali pada ancaman konflik antar negara, terlebih setelah berkaca pada konflik Laut Cina Selatan.
“In the end, kita tetap perlu state to state conflict perception untuk menghadapi ancaman. Itu yang menjelaskan kenapa poros maritim dunia gagal. Karena kita masih kurang kompatibel kalau mau sepenuhnya shifting ke pertahanan kontemporer,” ujar Raka.
Kesan dan Harapan
Raka membagikan ceritanya saat mengikuti kompetisi tingkat nasional itu. Ia mendapatkan banyak pengalaman berkesan dan koneksi dengan banyak orang baru. Bagi Raka kegiatan tersebut memungkinkannya untuk berjejaring dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama.
“I think every scientific presentation has their own impression karena ketika berhasil mempresentasikannya itu akan jadi kebanggaan tersendiri. Apalagi kalau di forum nasional kita bisa dapat masukan dari dosen-dosen yang berpengalaman di bidangnya. Belum lagi connection yang didapat,” ungkap Raka.
Kedepannya, Raka akan terus mengembangkan minatnya dalam bidang kepenulisan ilmiah. Ia turut mendorong para mahasiswa lain untuk menekuni passion masing-masing dan tidak takut mencoba. “I do believe semua orang punya passion-nya masing-masing. Jadi saranku kalian harus dalemin dan jangan takut mencoba.”
Penulis: Khumairok Nurisofwatin
Editor: Edwin Fatahuddin