UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali berprestasi pada ajang National Student Concept Note Paper Competition. Mereka adalah mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR yang melabeli nama timnya dengan sebutan Semoga Berkah. Kompetisi terselenggara oleh Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis (31/10/2024) di International Convention Center IPB, Jawa Barat. Tim Semoga Berkah menyoroti isu food waste dan menciptakan sistem digital twin teknologi sebagai solusi.
Dengan beranggotakan Ridhwan Fadly Saputra, Marvel Jeremia Putra, dan Christian Marcello, tim Semoga Berkah meraih juara II dalam kompetisi tersebut. Memilih tema Innovative Sustainable Industry Concept in Food Industry, Ridhwan sebagai perwakilan tim menjelaskan latar belakang gagasan yang mereka pilih. Ia mengatakan, ide tersebut berawal dari mata kuliah yang bersifat sistematis efisiensi. Kemudian akhirnya menemukan sebuah masalah yang bisa menjadi gagasan.
“Pada perlombaan ini kami menemukan permasalahan di food industry yang selalu menyebabkan food waste pada proses supply chainnya. Data yang kita temukan terdapat pembuangan makanan setiap tahunnya hingga 25 persen,” ucap Ridhwan.
Inovasi Digital Twin Teknologi
Setelah menemukan permasalahan yang akan menjadi gagasan, Ridhwan bersama tim Semoga Berkah mengimplementasikan sebuah inovasi bertajuk Implementation of Digital Twin Technology to Improve Supply Chain Management Efficiency in Indonesia’s Food Industry. “Setelah melihat alur supply chain management di food industry, kami yakin berangkat dari inovasi tersebut,” tutur mahasiswa Sistem Informasi itu.

Ridhwan dalam wawancaranya menjelaskan, bahwa digital twin merupakan sebuah sistem yang berguna bagi perusahaan makanan. Khususnya dalam memonitor prosesnya guna mengurangi terjadinya food waste. “Singkatnya, sistem ini meminimalisir terjadinya pembuangan makanan dalam proses di industri makanan,” katanya.
Implementasi Gagasan
Terkait pengimlementasian inovasi digital twin, Ridhwan bersama dua temannya tetap memperhatikan evaluasi dan saran dari tim juri. “Karena implementasi dari inovasi kami ini nantinya tetap memerlukan adanya regulasi dari pemerintah. Selain itu, juga dukungan teknologi yang berkembang di Indonesia dan law regulation yang mendukung ketika inovasi ini terwujud,” ujar Ridhwan.
Meskipun membawa nama almamater hanya dengan satu tim, hal tersebut tidak menjadikan semangat Ridhwan dan teman-temannya padam dalam berjuang. “Jangan pernah takut untuk mencoba sampai kalian tahu hasilnya, dan berhasil mencapainya,” pungkasnya.
Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika
Editor: Yulia Rohmawati