Universitas Airlangga Official Website

Mengenang Sosok Gitadi, Dosen Sekaligus Pakar Kebijakan Publik Penuh Dedikasi

Ungkapan belasungkawa Gitadi Tegas Supramudyo, Dosen FISIP UNAIR penuh dedikasi (Foto: SDM UNAIR)
Ungkapan belasungkawa Gitadi Tegas Supramudyo, Dosen FISIP UNAIR penuh dedikasi (Foto: SDM UNAIR)

UNAIR NEWS – Kabar duka menyelimuti civitas academica Universitas Airlangga (UNAIR). Gitadi Tegas Sudarsono, Dosen yang telah mengabdi hampir empat dekade di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UNAIR itu telah berpulang pada Minggu (24/11/2024). Pakar Kebijakan Publik UNAIR itu tutup usia di umurnya yang ke-65.

Gitadi lahir di Bandung 6 Maret 1959. Ia mengawali pendidikan sarjana Ilmu Administrasi Negara di Universitas Gadjah Mada (UGM). Konsisten dengan bidang bidang keilmuannya, ia juga menamatkan program magister di UGM. 

Perjalanan karier Gitadi bermula pada tahun 1987. Ia mengabdikan diri di UNAIR sebagai dosen di Departemen Administrasi Negara FISIP UNAIR. Gitadi telah mengabdikan dirinya selama kurang lebih 37 tahun pada UNAIR. Selama menjalani karir akademisi, Gitadi dikenal aktif menyoroti isu-isu kebijakan publik yang terus berkembang. Termasuk tagar #JanganJadiDosen yang dulu sempat ramai, kebijakan batas usia kerja, hingga sengketa larangan rokok eceran. Terbaru, ia masih sempat menyoroti kebijakan pemutihan utang UMKM yang diwacanakan Presiden Prabowo.

Seolah tak pernah lelah, di luar kegiatan akademik, Gitadi juga selalu penuh dedikasi dalam menjalankan amanah yang ia emban. Misalnya saja, ia pernah menjadi juri dari tiga kompetisi tingkat Jawa Timur kerja sama UNAIR dengan Harian Disway. Yakni Brawijaya Awards, serta Anugerah Patriot Jawi Wetan pertama tahun 2023 dan kedua tahun 2024.

Tidak hanya terkenal sebagai sosok yang memberikan ilmu, namun Gitadi juga adalah sosok yang menginspirasi. Bertahun-tahun ia membimbing mahasiswa FISIP UNAIR untuk memahami lebih dalam mengenai kebijakan publik, politik, dan tata kelola pemerintahan. Di tengah kesibukannya sebagai dosen, ia juga menyempatkan diri menjadi pembina unit kegiatan mahasiswa (UKM). Tepatnya pada UKM Mahasiswa Pecinta Alam (WANALA) UNAIR.

Tidak hanya itu, Gitadi juga ikut tergabung dalam division of training and advocacy pada salah satu lembaga FISIP yang berfokus pada kesejahteraan sosial. Lembaga yang berfokus pada isu keamanan, kesejahteraan dan demokrasi. Yaitu Central for Security and Welfare Studies (CSWS).

Kepergian Gitadi tentu menjadi kehilangan besar. Namun, buah pemikiran dan dedikasinya yang begitu besar, akan terus hidup dalam memori. Sosoknya telah memberikan bukti nyata, bahwa siapa saja bisa menciptakan perubahan besar yang baik di masyarakat. Selamat jalan Pak Gitadi, karya dan pengabdianmu akan selalu terkenang. 

Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika

Editor: Yulia Rohmawati