UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) tiada henti melakukan eksplorasi dan inovasi demi kebaikan lingkungan. Seperti yang telah Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi lakukan. Terhitung sejak tahun 2001, Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Masyarakat itu telah melakukan penelitian enzim bernama Excelzyme. Excelzyme sendiri merupakan bioproduk enzim-enzim konsorsium (enzim gabungan) yang bersumber dari mikroorganisme di Indonesia.
Prof Nyoman mengaku ingin mengeksplorasi kekayaan alam di Indonesia. Penelitiannya yang bergerak di bidang pengembangan agroindustri itu berjalan dengan memaksimalkan pemanfaatan limbah pertanian berupa jerami yang mengandung lignoselulosa. Adanya Excelzyme akan memecah molekul kompleks lignoselulosa menjadi lebih sederhana.
“Enzim inilah yang bisa bermanfaaat sebagai pengolahan bubur kertas supaya saat pemutihan tidak menggunakan senyawa kimia. Sebelumnya, proses pemutihan menggunakan klorit atau proxida. Namun sekarang menggunakan enzim silanase,” papar Prof Nyoman.
Proses Penelitian dan Uji Coba Excelzyme
Prof Nyoman menyampaikan, proses dari penelitian Excelzyme ini sangat panjang. Permulaan dari penelitian ini adalah pada tahun 90-an. Lalu fokusnya berkembang dan bermula sejak 1999. Lebih lanjut, Prof Nyoman memulai penelitian untuk Excelzyme di 2001, dan dikomersilkan pada 2007. Kemudian, patennya terbit pada 2011 oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), dan pada 2016 terbut pula paten formulasi produknya. Di samping itu, Excelzyme juga sudah mendapat pengakuan oleh GenBank dan Protein Data Bank (PDB).
Bersama kelompok studi Proteomik, Institute of Tropical Disease, UNAIR, Prof Nyoman melakukan formulasi Excelzyme 1 dalam proses daur ulang kertas bekas. Menurut Prof Nyoman, penggunaan pemutih (bleaching) pada proses pembuatan kertas konvensional dapat menyebabkan masalah kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, tujuan Excelzyme ini sendiri adalah mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses daur ulang kertas.
Proses uji coba Excelzyme 1 berlangsung di pabrik kertas di Surabaya. Uji coba itu membuahkan hasil berupa kertas daur ulang berkualitas di atas standar yang ditetapkan. Excelzyme 1 berfungsi mempercepat tahap pelepasan tinta dan meningkatkan indeks tarik dan sobek kertas sesuai SNI dari proses daur ulang kertas (biobleaching).
Presentasikan Excelzyme di Jerman
Dalam rangka mengembangkan risetnya, Prof Nyoman mengikuti 4th Green & Sustainable Chemistry Conference di Dresden, Jerman, pada 2019 lalu. Dalam pertemuan tersebut, Prof Nyoman itu memaparkan penelitiannya mengenai pengolahan biomassa dari limbah pertanian sehingga dapat menjadi bahan alami yang lebih bermanfaat. Presentasinya itu berjudul Research Based Learning on Biomass Acting Enzymes to Develop Human Resources for Green Technology Competency in ASEAN Countries.
Menurut profesor peraih Satya Lencana itu, pengolahan biomassa tersebut dapat menghasilkan bahan alami seperti pupuk organik, pakan ternak, dan pengolahan kertas bekas. Sebelum menjadi bahan alami, pengolahan terhadap biomassa akan melalui proses pendegradasian dengan enzim yang disebut Excelzyme.
Dalam konferensi di Jerman itu, Prof Nyoman menjelaskan bahwa ia terlibat diskusi bersama orang-orang hebat. Dalam diskusi tersebut, mereka memberikan saran dan masukan mengenai cara untuk mengubah hasil riset menjadi bisnis yang potensial.
Varian Excelzyme
Produk yang Prof Nyoman kembangkan telah memiliki empat varian. Keempat varian itu adalah Excelzyme 1 yang berfungsi membantu proses deinking untuk daur ulang kertas, Excelzyme 2 untuk membantu pembuatan pakan ternak organik, kemudian Excelzyme 3 dengan fungsi membantu pembuatan pupuk organik, dan Excelzyme 4, di mana varian ini masih dalam pengembangan, ditujukan untuk proses pengurangan lignin yang aplikasi diterapkan pada industri kertas atau industri berbahan dasar kayu.
Kesepakatan mengenai hilirisasi Excelzyme tertuang dalam perjanjian kerja sama antara UNAIR dan PT Petrosida Gresik pada 2017 lalu. Penandatanganan perjanjian tersebut Rektor UNAIR Prof Dr M Nasih SE MT Ak, dan Direktur PT Petrosida Gresik, Hery Widyatmoko lakukan. Penandatanganan tersebut Direktur Pengembangan Teknologi Industri Dr Eng Hotmatua Daulay MEng saksikan. Hilirisasi Excelzyme itu mendapatkan respons positif dari berbagai pihak. Tidak hanya Hotmatua, tetapi Rektor UNAIR juga menyatakan kesiapannya dalam melakukan hilirisasi atau memperbanyak dalam lingkup industri yang luas sehingga bisa membawa manfaat bagi masyarakat.