UNAIR NEWS – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengadakan acara edukasi daring dalam rangka memperingati World Prematurity Day pada Selasa (19/11/2024). Kegiatan itu bertujuan untuk memperluas pengetahuan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia tentang penanganan bayi prematur dan cara mencegah komplikasi yang sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
Webinar itu menarik lebih dari 530 peserta yang terdiri dari dokter, bidan, dan perawat, baik dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, hingga daerah-daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur dan Papua. Antusiasme yang tinggi itu mencerminkan komitmen tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kualitas perawatan bagi bayi prematur di Indonesia.
Pada acara pertama, Dr Azharry SpA membahas topik Penyakit Infeksi Kongenital pada Bayi Prematur. Ia menjelaskan ancaman infeksi yang sering menyerang bayi prematur, seperti TORCH (Toksoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes). Ia juga memaparkan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta pentingnya imunisasi untuk mencegah infeksi pada bayi. Selama sesi ini, peserta aktif berdiskusi tentang cara mengelola bayi dengan berat lahir rendah dan perlunya deteksi dini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sementara itu, pada sesi kedua dr Mahendra SpA(K) PhD akademisi dari Universitas Airlangga (UNAIR) membahas tema Deteksi Dini Bayi Kuning. Dr Mahendra menjelaskan tanda-tanda awal jaundice atau bayi kuning, kapan seorang bayi perlu dirujuk, serta metode fototerapi yang sesuai untuk bayi prematur. Diskusi selama sesi ini sangat hidup, dengan pertanyaan peserta tentang prosedur penanganan bayi kuning, terutama di fasilitas kesehatan yang memiliki keterbatasan peralatan. Dr. Mahendra memberikan solusi praktis dan mudah diakses untuk tenaga kesehatan di berbagai wilayah.
Kedua sesi itu diakhiri dengan diskusi interaktif yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi atas tantangan yang dihadapi dalam menangani bayi prematur. Para peserta mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan, terutama untuk meningkatkan kualitas perawatan neonatal.
Partisipasi dari berbagai wilayah Indonesia menunjukkan keseriusan tenaga kesehatan dalam mendukung peningkatan pelayanan kesehatan untuk bayi prematur. Acara ini juga menjadi platform untuk memperkuat komitmen Kemenkes RI dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Harapannya, pengetahuan yang diperoleh dapat langsung diterapkan di fasilitas kesehatan, demi memastikan bayi prematur mendapatkan perawatan terbaik dan kesempatan hidup yang lebih baik.
Dengan kegiatan ini, World Prematurity Day tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga langkah nyata untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dan efektif bagi bayi-bayi yang lahir prematur di Indonesia. Kemenkes RI terus mendukung upaya penguatan sistem kesehatan yang dapat memberikan perlindungan maksimal bagi generasi masa depan.
Editor: Khefti Al Mawalia